Daerah, Mediakita.co – Seorang penggiat lingkungan asal Blora, Lilik Yuliantoro (30) nekat berjalan kaki dari Rembang ke Semarang.
Aksi nekatnya itu hanya bertujuan untuk bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mengadukan masalah limbah di Rembang. Lilik tiba di Semarang setelah lima hari jalan kaki dari Rembang. Rasa capeknya terbayar lunas setelah dirinya berhasil bertemu Gubernur Jawa Tengah dan menyampaikan maksudnya.
Lilik berangkat dari Rembang, Rabu 20 Januari 2021, ia tiba di Kantor Pemprov Jateng Senin, 25 Januari 2021. Dengan membawa bendera merah putih dan berkalung tulisan ‘Aksi Jalan Kaki Rembang-Jakarta, Tolak Puluhan Ribu Ton Limbah B3 Rembang-Jawa Tengah’, Lilik pun langsung memijat kakinya saat tiba di kantor Ganjar.
“Ini aksi saya sebagai kepedulian pada warga Rembang yang terdampak limbah B3. Limbah itu didatangkan dari luar rembang dan sangat berbahaya serta mengganggu masyarakat,” katanya.
Sebelum berangkat ke Semarang, Lilik mengaku telah mengunjungi lokasi pembuangan limbah B3 itu di Desa Jatisari Kecamatan Sluke Rembang. Akibat dijadikan tempat pembuangan limbah, di daerah itu kini setiap hari tercium bau busuk dan banyak tanaman di sekitarnya mati.
“Peristiwa itu sudah terjadi sejak April 2020 lalu, tapi sampai sekarang belum ada tindakan. Maka saya melakukan aksi ini untuk membantu masyarakat Rembang dan meminta agar segera diselesaikan,” ucapnya.
Lilik mengatakan tujuan bertemu Gubernur adalah untuk menyampaikan permasalahan limbah B3. Ia berharap Gubernur Ganjar Pranowo bersedia mengusut tuntas kasus pencemaran lingkungan di Rembang itu karena sangat mengganggu dan berbahaya.
“Saya juga ingin ke Kapolda dan Kajati untuk menyampaikan tuntutan yang sama. Kalau pak Gubernur tidak merespon, saya akan jalan kaki sampai ke Jakarta untuk bertemu Presiden,” tegasnya.
Dari keterangan Boma, 45, salah satu warga Rembang yang menemani perjalanan Lilik mengatakan, sebanyak 27.000 ton limbah telah dibuang di beberapa titik di Rembang.
“Sejak April 2020 dibuang limbah-limbah itu. Limbah jenisnya B3, bentuknya seperti tanah liat. Dampaknya itu bau, terus tanaman warga seperti bawang merah dan cengkeh pada mati,” jelasnya.
Kasus pembuangan limbah ini sebenarnya telah lama dilaporkan ke Pemkab Rembang hingga ke kepolisian dan DPRD, namun hingga kini belum ada tindak lanjut.
“Untuk itu hari ini kami ingin bertemu pak Ganjar untuk menyampaikan persoalan ini, dan harapannya segera dapat solusi,” ucap Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup Rembang ini.
Sementara itu, Ganjar yang menemui Lilik dan beberapa warga Rembang itu mengatakan sudah menerima laporan terkait pencemaran limbah itu. Pihaknya juga sudah menindaklanjutinya dengan mengirim Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng untuk mengecek langsung dan datang ke lokasi.
“Ini lho videonya, sudah kami tindaklanjuti. Petugas sudah langsung ke lokasi untuk mengecek kondisinya,” kata Ganjar kepada Lilik dan beberapa warga lain.
Dalam kesempatan itu Ganjar juga berpesan agar Lilik mengurungkan niatnya berjalan ke Jakarta. Permasalahan limbah akan ditangani oleh pihaknya dan dinas terkait.
“Nggak usah sampai Jakarta, nanti biar kami yang menangani. Tapi kalau njenengan nekat, ya monggo,” pintanya.
Ganjar mengatakan bahwa kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Ia meminta masyarakat percaya dengan penanganan dari pihak berwajib itu.
“Sekarang sudah ditangani kepolisian, percaya saja sama kepolisian. Dan tadi saya dilapori, bahwa lokasi pembuangan limbah itu sudah dipolice line,” pungkas Ganjar.