mediakita.co – Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Chrisman Damanik menyatakan, mendukung pemberhentian menteri ESDM Arcandra Tahar yang memiliki kewarganegaraan ganda. Tapi dilain pihak, GMNI menyayangkan terjadinya kasus ini, yang mengindikasikan infiltrasi kepentingan asing dalam lingkaran pusat negara.
“Selanjutnya yang perlu kita lihat bersama tentang kebijakan yang dibuat Arcandra. Kami mencurigai kebijakan yang dibuat menguntungkan pihak lain,” kata Chrisman dalam pernyataan sikap GMNI yang dikirimkan, Selasa (16/8).
Karena itu, lanjut Chrisman, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mendesak seluruh kebijakan yang dibuat Archandra selama menjabat menjadi Menteri ESDM ditinjau ulang, salah satunya persetujuan memperpanjang eksport konsentrat pada PT Freeport Indonesia hingga 11 Januari 2017.
“Melihat posisinya yang tidak legitimate, kebijakan yang dibuat Arcandra musti dipertanyakan dan dikoreksi,” imbuhnya.
GMNI kuatir dibalik Kebijakan yang diambil ada suatu bahaya yang bisa merusak cita-cita bangsa ini untuk mewujudkan TRISAKTI Bung Karno yakni Berdaulat di bidang politik, Berdikari dalam Bidang Ekonomi dan Berkepribadian di bidang budaya.
Dalam kebijakan itu, Freeport memperoleh kuota ekspor konsentrat 1,4 juta ton. Perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu juga hanya dikenakan bea keluar 5 persen dari nilai volume konsentrat yang diekspor. “Karena itu, sudah sepatutnya seluruh kebijakan Archandra selama menjabat segera dicabut,” pungkasnya
Sumber : www.gmni.or.id
Redaksi : mediakita.co