OPINI, mediakita.co – Bulan april adalah bulan pergerakan, pada bulan april dilahirkan sebuah organisasi pergerakan terbesar di Indonesia bahkan di dunia, tepatnya pada tanggal 24 April 1934 / 10 Muharram 1353 pada Muktamar NU X di Banyuwangi, ANO (Ansor_red) resmi disahkan menjadi bagian pemuda NU, dan sampai sekarang setiap tanggal 24 april diperingati sebagai hari lahinya Gerakan Pemuda Ansor.
Melalui sejarah yang sangat panjang, kita semua hari ini kader-kader Gerakan Pemuda Ansor bisa merasakan nikmatnya berkhidmat pada organisasi ini, organisasi yang kita yakini bersama akan konsitensi dan kebenarnya dengan senantiasa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda Indonesia yang mempunyai watak kepemudaan, kerakyatan, kebangsaan dan keislaman.
Sejarah mencatat pada masa kependudukan jepang organisasi pemuda diberangus oleh penjajah jepang termasuk didalamnya ANO (Ansor_red), dan setelah revolusi fisik pada tahun 1945-1949 tokoh ANO Surabaya, Moh Chusaini Tiway menyampaikan ide untuk kembali mengaktifkan Organisasi ANO ini, dan gayung bersambut, ide ini diterima positif oleh KH. Wachid Hasyim (menteri Agama saat itu) dan nama ANO berubah menjadi Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama dan mengembangkan pergerakannya hingga saat ini kita kenal dengan nama Gerakan pemuda Ansor.
Kader Ansor harus berbangga diri terhadap organisasi besar ini, karena hingga saat ini memasuki usianya yang ke 86 eksistensi ansor dalam bergerak membela agama bangsa dan negeri tak sedikitpun bergeser sejak dahulu kala, ansor selalu jadi garda terdepan dalam soal sosial, kemanusiaan dan kebangsaan.
Berjuang digarda terdepan dalam mempertahankan NKRI, sebagai contoh kita tarik kebelakang pada era meletusnya PKI di Madiun dan sekitarnya tahun 1948 kader Barisan Ansor serbaguna (BANSER) selalu tampil didepan membela para kyai dan tokoh bangsa yang diculik, disiksa dan dibunuh oleh PKI, mereka rela berjuang dan gugur menjadi Syuhada bersama-sama dengan rakyat dan tentara Hizbullah, konsistensi Ansor-Banser dalam mempertahankan Pancasila dan NKRI dari rongrongan Komunisme (PKI) terus berlanjut hingga tahun 1965.
Serangkaian perjuangan dan konsitensi kader-kader ansor dalam mempertahankan keutuhan NKRI dan Islam Ahlussunah Wal jamaah An Nahdliyah terus terjaga pada masa orde lama, orde baru, Reformasi dan hingga sekarang ini. Sejarah mencatat pembubaran Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tahun 2017, salah satunya adalah atas peran Gerakan Pemuda Ansor yang aktif menyuarakan pembersihan Indonesia dari HTI yang nyata-nyata ingin mengganti ideolaogi Pancasila dengan Khilafah, sehingga atas perjuangan Ansor-Banser pada tanggal 19 Juli 2017 berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Perppu Nomor 2 Tahun 2017 resmi menandai bubarnya HTI dibumi NKRI ini.
Dan tahun ini, tahun 2020 dibulan Harlahnya Gerakan Pemuda Ansor, kita semua bangsa Indonesia tengah dilanda pandemi menyebarnya virus Corona atau Covid-19, termasuk di wilayah Kabupaten Pemalang. kita semua tentu bersedih dengan adanya musibah ini, tetapi atas nama kader yang beriman kita semua tentu harus tetap bersabar dan senantiasa tawakal atas musibah atau cobaan ini.
Kader Ansor Banser sekali lagi membuktikan konsitensinya untuk selalu hadir ditengah-tengah masyarakat dalam menghadapi pandemi ini, seluruh kader Ansor Banser disemua ranting di kabupaten Pemalang bahu-membahu ikut berikhtiyar memutus mata rantai penyebaran Covid-19 mulai dari penyemprotan Desinfektan, pembagian Masker, pendataan warga yang masuk ke kampung/desa masing-masing hingga turut serta berjaga diposko-posko satgas Covid-19 di seluruh desa di kabupaten Pemalang-Jawa tengah.
Sejumlah agenda kegiatan Ansor harus ditunda atas nama kemanusiaan ini, pun peringatan Harlah GP Ansor ke 86 yang sebentar lagi dipastikan tidak akan semeriah tahun sebelumnya, kita lebih mementingkan keselamatan bangsa ini dibandingkan kepentingan organisasi semata, maka kader Ansor wajib mentaati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dan mematuhi aturan pemerintah agar virus corona ini segera bisa kita atasi bersama. Kita punya sejarah sebagai bangsa yang kuat dan selalu mampu menyelesaikan persoalan bangsa ini denga Ridhlo Allah SWT.
Selamat Hari Lahir ke 86 untuk seluruh Kader, Anggota dan simpatisan Gerakan Pemuda Ansor dimanapun berada, semoga momentum Harlah ini menjadi spirit baru untuk kita semua, sembari merefleksi sejarah panjang perjuanagn para pendiri, pengurus, tokoh dan kader Ansor Banser di seantero Nusantara ini yang tanpa lelah dan selalu Ikhlas berkhidmat di Ansor. Ingatlah bahwa sesungguhnya kitalah yang butuh Ansor, bukan sebaliknya. Maka tetaplah berkhidmat pada organisasi ini, organisasi yang didirikan oleh para Ulama dan Kyai-kyai Nusantara. Dengan senantiasa mengharapkan Barokah dan Ridlo Allah SWT.
“Bela Agama Bangsa Negeri, Salam satu Komando”.
Penulis : Muhammad Masruri