JATIM, mediakita.co – (Jumat, 16 April 2021). Konstituen Puti Guntur Soekarno DPR RI Dapil Jatim I (Surabaya Sidoarjo) Garda Puti terus melakukan kerja-kerja advokasi rakyat. Garda Puti bersama anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo Fraksi PDI Perjuangan kali ini mengajak perwakilan Gapoktan dan Kepala desa untuk bertemu komunitas Petani padi MSP (Mari Sejahterakan Petani).
R. Pavi Harjo staf dapil Puti Guntur Soekarno mengatakan “Kita mengajak Anggota DPRD, perwakilan gapoktan dan kepala desa bertujuan untuk melihat langsung kondisi dan hasil produksi padi MSP”. tuturnya (Jumat, 16 April 2021). Kunjungan dilakukan untuk mengecek kebenaran peningkatan hasil panen petani setelah menanam padi MSP.
Didapat kabar di kalangan tani bahwa petani padi MSP mengalami peningkatan panen setelah tanam padi MSP.
Aris selaku Petani MSP dan Ketua Poktan menjelaskan “Kami sebelum tanam MSP hasilnya panen sekitar 700 kwintal – 1 ton namun ketika kami menamam MSP ini hasilnya meningkat 50% bahkan bisa 90% dengan luasan lahan yang sama”, imbuhnya
Garda Puti Soekarno akan terus mengajak petani di Sidoarjo untuk bisa tanam Padi MSP.
“Mbak puti selaku DPR RI Dapil Jatim 1 sekaligus merupakan Dewan Pengawas Mari Sejahterakan Petani (MSP) Indonesia. bersama komunitas MSP kita sama-sama berjuang agar petani-petani di Sidoarjo medapatkan benih padi MSP secara mudah dan kelak hasil panen meningkat. Terlebih ada keunggulan benih padi MSP yang dapat ditanam kembali. Mbak Puti juga berharap petani di Sidoarjo mampu mandiri benih dan tidak tergantung terus pada benih pabrik” ujar Pavi.
Anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo Fraksi PDI Perjuangan Kasipah juga turut serta unthj memastikan bahwa Padi MSP memang merupakan benih unggul yang dapat membantu menibgkatkan panen Petani.
“Kami sangat mengapresiasi gerak dari anak-anak muda yang tergabung dalam Garda Puti Soekarno ke petani, terlebih saat ini sektor pertanian mulai di tinggalkan oleh pemuda”, imbuhnya
“Garda Puti sepakat dengan pemulia padi MSP Surono Danu yang menyebutkan bahwa Bung Karno dahulu menemui Pak Marhaen (cikal bakal Marhaenisme) tempat ketemunya di Sawah dan ladang petani bukan di gedung-gedung” ujar Pavi. (Redaksi/mediakita.co)