SEJAGAT, mediakita.co– Para peneliti di Jerman menemukan golongan darah tertentu rentan mengalami kondisi serius terkena virus corona. Golongan darah yang dimaksud adalah golongan darah A. Disebutkan bahwa golongan darah A 50 persen lebih tinggi alami risiko serius dibanding dengan golongan darah lainnya.
Penelitian ini dilakukan terhadap 1.610 pasien di Rumah Sakit Spanyol dan Itali. Penelitian itu mengungkap bahwa sebagian besar dari mereka yang mengalami masalah serius karena corona adalah mereka yang bergolongan darah A.
Temuan ini selaras dengan apa yang dipublikasikan oleh para peneliti dari Wuhan Tiongkok sebelumnya. Dikutip dari Post News Seven bahwa golongan darah A lebih banyak yang terinfeksi dan meninggal karena virus corona.
Penelitian tersebut dilakukan pada 2.173 pasien dan ditemukan golongan darah A yang terinfeksi 37,75 persen dan meninggal 41,26 persen, lebih tinggi dari golongan darah yang lain. Golongan darah O terinfeksi 25,80 persen dan meninggal 25,25 persen. Golongan darah B terinfeksi 26,42 persen dan meninggal 24,27 persen sedangkan golongan darah AB terinfeksi 10,03 persen dan meninggal 9,22 persen.
Sebagai bahan perbandingan bahwa distribusi golongan darah di Wuhan mayoritas golongan darah O yaitu 33,84 persen, B 24,90 persen, A 32,16 persen dan AB 9,10 persen.
Para peneliti dari jerman belum bisa menyimpulkan mengapa golongan darah A memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi virus corona, demikian pula yang dari Wuhan Tionkok.
Adalah Arata Samon seorang dokter berkebangsaan Jepang lulusan Harvard University menyampaikan bahwa itu terjadi karena receptor yang terdiri dari protein ACE2 (Angiotensin-converting enzyme 2) di paru – paru manusia yang menangkap virus dan mencegahnya menempel pada jaringan paru. Hal tersebut adalah antibodi anti A yang tidak dimiliki oleh mereka yang bergolongan darah A.
Namun tampaknya penelitian terhadap ACE2 ini dalam kaitannya dengan virus corona juga belum dilakukan. Kenyataannya mereka yang bergolongan darah B juga terinfeksi virus corona padahal mereka memiliki antibodi anti A.
Sementara itu ada pendapat lain datang dari Dokter Gizi Golongan Darah Dr. Peter J D’Adamo. Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan survey sebelumnya bahwa mereka yang bergolongan darah A rentan terhadap penyakit saluran pernafasan seperti bronchitis, faringitis, pneumonia, dll. Hal tersebut disinyalir sabagai salah satu pemicu tingginya mereka yang bergolongan darah A terinfeksi virus corona. Ia juga mengungkapkan bahwa hal itu mungkin juga dipicu oleh pertumbuhan epidermal yang berlebihan dalam tubuh. Namun sekali lagi dugaan ini belum dibuktikan secara ilmiah dalam kaitannya dengan virus corona.
Secara psikologis berdasarkan temuan Toshitaka NOMI yang telah menggeluti ilmu golongan darah seumur hidupnya mengungkapkan bahwa mereka yang bergolongan darah A rentan terhadap stress dan sangat khawatir dengan kejadian sekeliling.
Dr. Hans Selye yang dijuluki Bapak Stress Amerika melakukan penelitian antara pelepasan hormon dalam tubuh dalam hubungannya dengan stress dan daya tahan tubuh. Penelitian tersebut dilakukan pada tikus.
Pada percobaan pertama ia menyuntikkan jaringan sel telur ke dalam tubuh tikus penelitiannya lalu tikus – tikus itu dijatuhkan dan terus dikejar – kejar. Hasilnya kelenjar thymus dari tikus – tikus tersebut mengecil sedangkan kelenjar adrenalnya membesar. Percobaan kedua sebagian tikus disuntik jeringan telur dan lainnya tidak. Lalu diperlakukan sama dijatuhkan dan dikejar – kejar hasilnya semua tikus itu juga mengalami pengecilan kelenjar thymus dan pembesaran kelenjar adrenal.
Menurut Dr. Hans Selye kelenjar thymus pada hewan dan manusia memiliki fungsi yang sama yaitu berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Jika kelenjar timus tidak bekerja dengan baik, maka sel kanker dan berbagai jenis mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur, akan dengan mudahnya menyerang tubuh kita.
Sedangkan kelenjar adrenal berfungsi mengatur elektrolit dalam tubuh, mengatur tekanan darah dan menghasilkan hormon kortisol. Hormon kortisol sendiri berfungsi mengontrol kadar gula darah, metabolisme tubuh, mengatur hormon seks, mengatur aliran darah ke otot, merangsang jantung berdetak lebih cepat, mempersiapkan tubuh menghadapi keadaan darurat, memicu pelepasan gula darah, meningkatkan kewaspadaan pikiran dan mengirimkan sinyal antara sel-sel saraf di otak.
Kelenjar thymus yang mengecil menandakan bahwa tubuh sedang mengalami penurunan fungsi yang berakibat pula pada penurunan daya tahan tubuh. Sedangkan adrenal yang membesar menandakan bahwa ia telah bekerja keras memproduksi kortisol terus – menerus.
Normalnya kortisol dilepaskan adrenal 24 jam sekali. Kortisol akan terus menerus dikeluarkan adrenal jika seseorang dalam keadaan stress. Jika kortisol terus menerus dilepaskan oleh tubuh akibatnya orang akan mengalami kegemukan, kelelahan, menderita tekanan darah tinggi, tulang keropos, ganguan haid, penurunan nafsu seks hingga kehilangan daya ingat.
Nah itulah sebabnya mengapa orang yang mengalami stress menahun baik stress fisik maupun psikis akan dengan mudah menderita berbagai macam penyakit yang sangat membahayakan. Termasuk di dalamnya akan sangat mudah terinfeksi virus dan mikroorganisme lainnya.
Meski demikian hal ini perlu juga pembuktian. Benarkah mereka yang bergolongan darah A dan menderita covid 19 mengalami pengecilan pada kelenjar thymus yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun pula?
Sambil menunggu para ahli bekerja menemukan cara mengatasi virus corona ini maka yang perlu kita lakukan adalah melakukan pencegahan dan melindungi diri dari virus tersebut. Taati protokol kesehatan dan jaga imun tubuh serta iman agar tetap tenang menghadapi segala situasi.
Oleh : Piter Randan Bua