Ini Asal Usul dan Misteri Kolam Tua Dalam Tradisi Sumpah Banyu Taman

Ini Asal Usul dan Misteri Kolam Tua Dalam Tradisi Sumpah Banyu Taman
Ini Asal Usul dan Misteri Kolam Tua Dalam Tradisi Sumpah Banyu Taman

PEMALANG, mediakita.co- Tradisi Sumpah Banyu Taman, ternyata tidak dengan sembarang air taman. Air yang dipakai dalam sumpah ini di ambil dari sebuah Blumbang (Kolam) tua yang terletak Di Desa Taman, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang-Jawa Tengah.

Blumbang ini di yakini memiliki kekuatan magis dan khusus.  Kekuatan magis karena dipercaya Air Blumbang ini memiliki efek langsung jika diminum bagi yang bersalah. Dan khusus, karena sejauh ini dikenal kekuatan magis yang khusus untuk penyelesaian sebuah perselesisihan atau sangkaan saat seseorang diduga bersalah.

Bagi warga sekitar, Blumbang yang berada di Desa Taman ini disebut dengan nama Blumbang Beji. Padahal Beji adalah nama desa yang berdampingan persis dengan Desa Taman. Tapi justru disini, jejak ceritera Sumpah Banyu Taman merakit kisah.

Sebagaimana berkembang, menurut mbah Aisyah (69), sang juru kunci yang warga Desa Taman, menuturkan bahwa dahulu kala Blumbang Taman itu terletak di Desa Beji. Blumbang itu berpindah ke Desa Taman disebabkan oleh adanya kisah adu kedigjayaan (kemampuan ilmu kanuragan), antara mbah Alif dan mbah Menu. Mbah Alif dikenal sebagai salah satu tokoh  berpengaruh di Desa Taman. Sebaliknya, Mbah Menu juga merupakan tokoh yang sangat disegani di Desa Beji. Kedua tokoh ini memiliki hubungan baik, walau secara keilmuan keduanya seperti tersimpan hubungan saling bersaing.

Suatu ketika, sang juru kunci mengawali kisah ini, Mbah Alif berkunjung ke rumah Mbah Menu. Sesampai di depan pintu, tiba-tiba daun pintu rumah lelaki yang kesohor berilmu tinggi itu membuka dengan sendirinya. Bak ada remot kontrolnya, dan engsel pintu mengeluarkan suara seperti rintihan, yang menembus dada dan menaikan darahnya seperti memuncak dikepala. Sementara sang tuan rumah, dengan santainya tengah duduk ongkang-ongkang di kursi ruang tamunya yang letaknya jauh dari pintu itu.

Bacaan Lainnya

Tak ada orang di dekat pintu yang telah terbuka. ” Pamer ilmu ini orang,” gumamnya dalam hati. Dengan wajah tenang, Mbah Alif pun masuk tanpa menunjukan perasaanya yang memanas karena dapat suguhan tak enak dari tuan rumah untuk beradu ilmu. Mbah Alif sadar bahwa terbukanya pintu dengan sendirinya tadi adalah sebuah simbol, tantangan untuk adu kesaktian.

Singkat cerita, setelah lama bercengkerama, tibalah saat makan siang. Sebagai seorang sahabat, maka Mbah Menu siapkan santapan siang bersama. Ikan bakar adalah salah satu menu utamanya. Saat itulah, Mbah Alif merasa saatnya untuk berbalas unjuk kekuatan. Setelah daging ikan bakar habis dimakan, ia menaruh tulang-belulangnya kedalam kobokan, tempat ia cuci tangan. Dan apa yang terjadi ? Tulang belulang ikan itu menyatu dan dapat bergerak layaknya kerangka ikan yang hidup didalam air.

Tak berhenti di situ, melihat kesaktian Mbah Alif, mbah Menu makin keki dan kembali memberi tantangan. Kali ini ia menantang Mbah Alif untuk membawa pulang Blumbang yang ada dibelakang rumahnya. Di luar dugaan, ternyata Mbah Alif dapat membawa pulang Blumbang itu hanya dengan sekejap mata. Sejak saat itu, Blumbang tersebut berpindah tempat ke dekat rumah Mbah Alip di Desa Taman. Dan entah siapa yang memulai, yang jelas orang- orang tetap menyebutnya dengan Blumbang Beji, meskipun letaknya di Desa Taman.

Oleh Bambang Mugiarto

Reporter  : Fatah H

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.