ajibpol
OPINI

Kejujuran, Jalan Terakhir Selamat dari Pageblug Corona

Mengutip di kamuslengkap.com political will adalah adanya kemauan politik dari pemerintah atau para pengambil kebijakan. Presiden Jokowi terlihat punya political will yang kuat untuk segera mengambil langkah-langkah strategis melawan pageblug ini. Empati dalam perspektif politicall will yang tegak diruas kepentingan manusia dan kemanusiaanya, bisa menjadi  basis keyakinan rakyat terhadap pemerintah. Itu juga wujud dari menghadirkan negara dibalik suara hati dan detak ratap rakyat. Sebaliknya, jika empati dan politicall will terkooptasi oleh kepentingan politiknya, maka rakyat akan memberi nilai negatif kepada pemerintah.

Sejauh ini, tak terlalu jelas bagaimana mengawinkan data kemiskinan dan miskin baru dengan pengangguran baru yang berdengung. Terdengar sayup-sayup ada kebijakan terstruktur dari pemerintah pusat, daerah hingga desa. Presiden Jokowi menekankan ada refocusing dan realokasi anggaran pusat dan daerah untuk memangkas belanja-belanja yang tidak prioritas dan tidak terkait dengan penanggulangan pegeblug corona.

Namun demikian, presiden menemukan dihadapkan kepada fakta menyedihkan. Karena ternyata masih ada beberapa daerah yang APBD-nya masih business as usual. Artinya, kata presiden kala itu, ada daerah yang masih belum memiliki feeling dan respons dalam situasi yang disebutnya tidak normal ini. Inilah empati manusia dan kemanusian elit kita disemua jenjang sedang ditakar. Dari pusat hingga tingkat desa, tanpa terkecuali.

Baca Juga :  Simpang Siur Data Corona Pemalang Terjawab, Bupati Umumkan Tambahan 3 Kasus Baru Positif Corona, Kini Total 5 Orang

Secara khusus, pembicaraan wabah di dunia internasional telah menemui jalan kesepahaman. Di motori WHO, semua negara anggota telah menyepakati tiga hal sebagai acuan dan peraturan kesehatan internasional. Tiga kata kunci itu adalah cegah, deteksi dan respons. Ketiganya, menjadi panduan kerja negara mengahadapi pageblug atau wabah.

Melihat tren sebaran penularan virus yang kian meluas dan melambung dari sisi jumlah kasusnya, apa yang harus dilihat, dikaji, dan dikerjakan secara kolektif ?

Sekali lagi, sesungguhnyalah semua negara masih gagap dan serba gugup menghadapi pageblug corona ini. Tetapi, belajar dari sejumlah negara yang gemilang menghalau pandemi ini, sebut saja Korea Selatan misalnya, salah satu kunci keberhasilannya, ternyata pemerintah selalu memberi informasi yang terbuka kepada publik. Contoh paling nyata adalah lokasi GPS dari seseorang yang terkonfirmasi Covid-19 bisa dilihat dari aplikasi sehingga warga lain yang belum tertular bisa menjauhi area tersebut.

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom, mengungkap rahasia negaranya memenangi wabah virus corona tanpa melakukan lockdown maupun pembatasan transportasi sosial. Bahkan di kota Daegu sekalipun. Menurutnya, pilar utama kerja pemerintah Korea Selatan tak lain hanya dengan cara transparansi, skrining dan karantina yang kuat, tes masall, kontrol yang ketat dan treatment atau perawatan, yang dalam istilah dan bahasa mereka disingkat dengan TRUST.

Baca Juga :  Update Corona Hari Ini : Total 4.839 Kasus, Presiden Jokowi Tetapkan Pandemi Corona Sebagai Bencana Nasional, Ini Akibatnya

Transparansi, ya kejujuran itu barangkali, menjadi pilar pertama sukses Korea Selatan menjadi salah satu negara yang banyak diperbincangkan bagaimana kisahnya memenangi wabah. Para ahli kesehatan mencatat, baru-baru ini Korsel secara signifikan memperlambat jumlah kasus baru. Terakhir, kasus baru di sana hanya mencapai 22 pada Rabu 15 April 2020. Negeri Gingseng ini tak perlu dengan mengambil kebijakan penguncian wilayah seperti yang diterapkan disejumlah negara lain.

Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln pernah mengatakan bahwa tidak ada manusia yang sanggup mengingat dengan baik untuk bisa menjadi pembohong yang sukses”. Sesungguhnyalah, jujur dan kejujuran itu sendiri adalah jalan menuju keselamatan.

1 2

Artikel Lainnya