BEIJING – Mediakita.co. Pihak keluarga dari penumpang yang hilang dalam penerbangan Malaysia Airlines MH370 merasa sangat frustasi setelah pemberitaan yang berbeda antara Malaysia dan Prancis terkait penemuan puing di Reunion.
“Mengapa kalian begitu, yang satu mengkonfirmasi dan yang satunya tidak?” tanya Christchurch, dari New Zealand, yang saudaranya Paul Weeks termasuk salah satu korban pesawat naas tersebut.
“Mengapa tidak menunggu saja untuk duduk di satu meja sehingga keluarga korban tidak terjebak dalam kebimbangan seperti ini?” lanjutnya.
PM Malaysia sebelumnya mengkonfirmasi bahwa bagian sayap pesawat yang ditemukan di pulau Reunion “disimpulkan” berasal dari Pesawat MH370, dan berharap tidak ada kesimpangsiuran berita lagi.
Tetapi pejabat resmi Prancis mengatakan bahwa memang ada indikasi kuat sayap pesawat tersebut berasal dari MH370 tetapi mereka mengatakan perlu ada penelitian lebih lanjut yang akan dimulai Kamis depan.
“Setelah 17 bulan, kami butuh jawaban pasti,” kata Weeks. “Kami butuh laporan kemajuan, butuh jawaban, butuh jawaban yang lebih pasti tentang hal ini.”
Sekitar dua pertiga penumpang pesawat tersebut berasal dari China. Dari ibu kota China, Xu Jinghing mengatakan bahwa dia tidak bisa memahami kenapa pejabat resmi dari Prancis dan Malaysia tidak membuat pengumuman bersama terkait hal tersebut.
“Saya sangat marah – sangat marah sampai-sampai tangan saya terasa dingin,” kata Xu, 41 tahun dalam wawancara yang dilakukan pada hari Kamis (6/08/2015). “Pengumuman tersebut dibuat tanpa melibatkan ahli dari Prancis. Saya tidak bisa memahami prosedur macam ini.”