ajibpol
KABAR

Mengenal Indonesia Lewat Karya-Karya Lagu Ismail Marzuki

mediakita.co – Karya-karya besar yang dihasilkan Pahlawan Nasional Ismail Marzuki bertolak belakang dengan kehidupan keluarganya saat ini. Anak semata wayangnya Rachmi Aziyah (66) hidup pas-pasan dengan mengontrak di Perum Bappenas A12, RT 1 RW 6, Kelurahan Kedaung, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat.

Di kontrakan, Rachmi tinggal bersama suami dan dua orang keponakannya. Keempat anaknya sudah menikah dan tinggal terpisah dengan mereka.

Rachmi mengisahkan, sebelum di Depok, keluarganya tinggal di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Mereka terpaksa pindah dari sana karena biaya kontrakan yang kian ‘mencekik’ setiap tahun.

” Setelah bapak meninggal, rumah dijual dan kontrak di Pondok Labu. Setelah itu sejak 21 tahun lalu kami pindah ke sini karena kontrakan rumahnya murah, dulu itu Rp 500 ribu per tahun. Semakin ke sini ternyata semakin mahal juga, sekarang itu Rp 6,5 juta per bulan,” ujar Rachmi

Rachmi menceritakan, dia ditinggal pergi sang ayah saat berusia delapan tahun atau tepatnya tahun 1958. Saat itu Ismail Marzuki meninggal dalam usia 44 tahun karena menderita sakit paru-paru.

Baca Juga :  Tolak Faham Radikalisme, Hari ini Ratusan Pelajar Pemalang Turun Ke Jalan

Semasa Ismail Marzuki sakit, lanjut Rachmi, beberapa harta hasil kerja keras sang ayah pun dijual. Setelah ayahnya meninggal, keluarga menggantungkan hidup dari hasil menjual barang-barang peninggalan Ismail Marzuki seperti rumah, mobil, termasuk piano yang biasa digunakan untuk menciptakan lagu.

” Sekarang sisa-sisanya dititipkan di Taman Ismail Marzuki,” katanya.

Pada masa tuanya, Rachmi pun kini berjualan makanan ringan dan minuman di depan rumahnya dengan pelanggan anak-anak sekolah yang tepat di depan rumahnya.

Rachmi mengaku selama ini banyak penyanyi atau label musik yang datang untuk meminta izin agar lagu-lagu ciptaan ayahnya bisa dinyanyikan atau diaransemen ulang. Meski demikian, tak cukup banyak uang yang diterimanya dari royalti tersebut.

” Ya paling ada setahun sekali royalti. Itu juga hanya Rp 3 juta,” pungkas ibu empat anak yang fasih berbahasa Sunda ini.

Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi telah menyaksikan langsung bagaimana kehidupan Rachmi. Dia datang berkunjung ke kediaman Rachmi untuk mengantarkan undangan kepada keluarga agar hadir sebagai penerima Anugerah Budaya Purwakarta Tahun 2016 untuk Ismail Marzuki pada Senin, 15 Agustus mendatang.

Baca Juga :  Tim Sepak Bola Asemdoyong Juara Pertama PP Cup

Dedi mengatakan pemberian anugerah itu sebagai bentuk apresiasi kepada Ismail Marzuki yang telah berjasa besar kepada bangsa. Ismail Marzuki yang diberi gelar Pahlawan Nasional pada 2014 ini telah menelurkan berbagai lagu yang populer, di antaranya ‘Rayuan Pulau Kelapa’, ‘Sepasang Mata Bola’, ‘Selendang Sutera’, ‘Indonesia Pusaka’ dan ‘Sabda Alam’.

” Kita ini mengenal Indonesia dari lagu-lagu Pak Ismail Marzuki, alamnya yang indah, bangsanya yang besar dan kuat. Artinya Pak Ismail Marzuki ini memberikan spirit bagi kita sebagai sebuah bangsa. Seluruh anak bangsa harus mengapresiasi karya-karya beliau,” kata Dedi.

Dalam acara Anugerah Budaya Purwakarta itu, Dedi akan memberikan bantuan materiil kepada para keluarga penerima, termasuk Rachmi.

” Anugerah budaya ini jadi agenda rutin tahunan di Purwakarta untuk menyambut hari kemerdekaan. Tahun kemarin kita berikan pada lima orang, salah satunya dalang legendaris Asep Sunandar Sunarya,” ucapnya.

Artikel Lainnya