ajibpol
PERISTIWASEJARAH & BUDAYA

Meski Kian Tersisih, Pengrajin Wayang Golek Pemalang Mampu Bertahan

PEMALANG, mediakita.co– Ditengah makin tersisihnya Wayang Golek di era yang serba digital, Winarto (58), pria setengah baya asal dukuh Bendo, Desa Cangakan, Kecamatan Comal, Kabupateng Pemalang-Jawa Tengah, justru memilih panggilan hidupnya untuk bertahan dan mengabdikan dirinya dengan mencurahkan jalan hidupnya sebagai pengrajin wayang golek.

Di temui mediakita.co di rumahnya, Winarto baru usai sholat magrib. Setumpuk wayang golek setengah jadi nampak memenuhi kursi panjang ruang tamunya yang tak begitu luas. Di ruang tengah, beralas lempengan kayu, nampak dari sudut ruang tamu setumpuk wayang golek yang sudah 100 % jadi.

Winarto mengaku, bahwa apa yang dilakukan ini merupakan jalan hidup. Selain sebagai upaya melestarikan budaya leluhur, keputusannya untuk menekuni  sebagai pengrajin Wayang Golek, diyakini sebagai takdir Allah.

“ Saya tidak pernah merencanakan atau bermimpi menjadi pengrajin Wayang Golek. Meskipun dulu bapak saya seorang dalang. Semua terjadi begitu saja, setelah sakit, saya merasa ada panggilan dari Allah untuk melakukan ini,” jelasnya.

Meski Kian Tersisih, Pengrajin Wayang Golek Pemalang Mampu Bertahan
Meski Kian Tersisih, Pengrajin Wayang Golek Pemalang Mampu Bertahan

Di tanya tentang pemasaran, ia mengaku tidak ada masalah. Selama ini Wayang Golek buah tangannya banyak diminati oleh teman-teman dalang. “ Saya tidak pernah berfikir bagaimana cara menjual. Saya hanya fokus membuat Wayang Golek dan membuat setiap hari. Tapi Alhamdulillah, banyak teman dalang dan kenalan yang membelinya”.

Baca Juga :  Paskah BKGS Salatiga, Romo Petrus Ajak Masyarakat Salatiga Hidup dalam Damai

Menurut Ki Kusworo, dalang muda dari Desa Muncang, Kecamatan Bodeh, Wayang Golek buatan Winarto memang dikenal cukup bagus. “ Wayang Golek buatan pak Winarto, setau saya sangat disenangi oleh para dalang. Karena Wayang Golek buatannya dikenal cukup bagus di banding dengan Wayang Golek buatan daerah lain”.

“ Apalagi dengan perkembangan jaman yang makin kesini makin jarang pengrajin Wayang Golek. Wong pagelarannya saja makin langka. Di banding wayang kulit, Wayang Golek makin terhimpit baik karena jarangnya pagelaran maupun dalang yang membidangi. Dan menurut saya, pak Win adalah pengrajin yang harus kita hargai karena beliau mampu bertahan dan memilih mengabdikan diri di dunia pengrajin Wayang Golek,” katanya.

Ketua Paguyban Wong Kali Comal (WKC), Anggoro Adi Atmojo, SH mengaku, pihaknya telah membangun komunikasi dengan Winarto. “ Pak Win sudah masuk dalam keluarga WKC. Karena beliau adalah bagian dari Aset daerah, bukan hanya bagi Wong Kali Comal, tapi juga merupakan Aset bagi Pemalang,” ujarnya.

Baca Juga :  Makan Pagi dengan Petugas Kebersihan, Bupati Ingin Suasana TPS Kondusif

“Wayang Golek karya pak Winarto adalah satu potensi yang membanggakan bagi Kabupaten Pemalang. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk bersama-sama nyengkuyung memajukan usahanya. Selain sebagai bagian dari cara nguri-uri budaya asli Pemalang,” tegasnya.

Artikel Lainnya