LIFESTYLE, mediakita.co– Pandemi Covid-19, telah merubah seluruh potret kehidupan dunia. Seiring dengan belum jelasnya waktu kapan pandemi bakal usai, beberapa hari terakhir telah muncul istilah baru. Istilah yang menamai era dimana dunia akan memasuki fase baru yang disebut new normal.
Fase new normal, tentu saja juga berlaku di Indonesia. Fase ini menjadi keniscayaan karena dunia diprediksi tidak akan bisa menyelesaikan pandemi dalam waktu dekat. Konsekuanesinya, dunia juga tidak akan kembali ke fase dengan situasi sebagaimana sebelum Covid-19 ini muncul.
Beberapa ahli dan pakar kesehatan dunia telah memastikan bahwa kemungkinan paling cepat dapat ditemukannya vaksin Covid-19 pada 2021. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah menegaskan virus Corona tidak akan hilang dalam waktu dekat. Meski kurva kasus positif Covid-19 menurun.
Setelah itu, Presiden Joko Widodo menyatakan agar tetap produktif, masyarakat harus bisa berkompromi, hidup berdampingan, dan berdamai dengan Covid-19.
“Kita harus berdampingan hidup dengan Covid. Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid,” kata Jokowi dalam pernyataan resminya di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 15 Mei 2020.
Ungkapan Jokowi ini mendapat respon beragam. Salah satunya, menganggap pemerintah telah menyerah dalam menghadapi pandemi. Meski begitu, Jokowi menampik anggapan bahwa hidup berdampingan dengan Covid-19 sama dengan menyerah melawan penyakit itu.
Presiden menegaskan, perlawanan pemerintah menghadapi Covid-19 tetap berlangsung dengan mengedepankan protokol kesehatan. Pemerintah akan mengatur agar kehidupan masyarakat berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal.
“Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal,” tegasnya.
Bersamaan dengan itu, istilah new normal menjadi banyak diperbincangkan. Namun, masih banyak yang bertanya-tanya mengenai definisi dari new normal itu sendiri.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita menyatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
Dijelaskan Wiku, prinsip utama dari new normal adalah penyesuaian pola hidup. “Secara sosial, kita pasti akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau kita harus beradaptasi dengan beraktifitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, serta bekerja, bersekolah dari rumah”.
Secara sosial, disadari hal ini akan berpengaruh. karena ada aturan yang disebutkan dalam protokol kesehatan untuk menjaga jarak sosial dengan mengurangi kontak fisik dengan orang lain.
Masyarakat, akan menjalani kehidupan secara new normal hingga ditemukannya vaksin dan dapat digunakan sebagai penangkal virus corona.
“Transformasi ini adalah untuk m enata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai tertemukannya vaksin untuk Covid-19,” tambahnya.