PEMALANG, mediakita.co- Polemik minyak goreng memasuki babak baru. Setelah sempat langka, kini harga minyak goreng di pasaran menjadi selangit, Jum’at (18/3/2022).
Diketahui, saat ini harga komoditas minyak goreng tidak lagi diatur oleh pemerintah. HET (Harga Eceran Tertinggi) minyak goreng resmi dicabut.
Artinya, mekanisme harga minyak goreng mengikuti pasar. Dengan demikian, tak ada lagi kontrol harga oleh pemerintah.
Dalam keterangan pers, Wakil Ketua DPR, Rachmat Gobel, mengungkapkan, bahwa pemerintah telah kalah melawan oligarki.
“Sejak Desember 2021, pemerintah telah mengatur harga minyak goreng, tapi dalam kenyataannya stok minyak goreng tidak ada. Kemudian sekarang aturan HET dicabut, minyak goreng muncul kembali, saya simpulkan pemerintah telah kalah,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan, Muhamad Luthfi, menyatakan dirinya tak mampu menindak penyimpangan yang terjadi.
“Kami tidak bisa mengontrol apa yang terjadi, itu diluar kewenangan kami. Kami sudah berupaya penuh, namun fakta di lapangan seperti itu adanya,” ucap Muhammad Luthfi pada awak media.
Kondisi di Pemalang pun tak jauh berbeda, minyak goreng saat ini mudah dijumpai. Stok saat ini melimpah ruah baik itu di pasar tradisional maupun di toko retail modern.
Rizki (28), pegawai salah satu toko retail modern di kawasan perkotaan Pemalang, menuturkan, harga minyak goreng yang baru dikeluhkan oleh para pelanggan.
“Banyak mengeluh, pembeli komplain kok harganya tinggi banget. Akhirnya kami jelaskan, itu kebijakan dari sananya (pusat),” tuturnya pada mediakita.co.
Terpisah, Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo, saat diwawancarai oleh mediakita.co, akan menggelar operasi pasar khususnya minyak goreng.
“Untuk membantu warga, nanti kami adakan operasi pasar. Diskoperindag nanti saya perintahkan untuk operasi pasar,” ucapnya.
Dilema Minyak Goreng
Saat ini masyarakat dihadapkan pada situasi yang tidak mengenakan. Minyak goreng kemasan dengan harga mahal kemudian minyak goreng curah harganya terjangkau namun keberadaannya nihil.
Yani (32), warga Kelurahan Mulyoharjo, Kecamatan Pemalang, mengatakan, sebagai ibu rumah tangga dirinya mengatur sedemikian rupa agar bisa menebus minyak goreng.
“Ya kemarin ikutan antri minyak goreng kemasan murah. Terus ini nyari minyak goreng curah, soalnya lebih murah,” kata dia pada mediakita.co.
Antrean minyak goreng, kembali terjadi di toko yang menjual minyak goreng curah. Warga rela mengantre berjam-jam lamanya demi mendapatkan minyak goreng curah.
Oleh: Arief Syaefudin