Batang, Mediakita.co- Terkesan tidak peduli dengan pencemaran dan kedaulatan pangan di Batang, Pegiat lingkungan dari Greenpeace kecam sikap presiden Jokowi yang terkesan memaksakan pembangunan PLTU yang masih bermasalah dengan sengketa lahan warga, Jum’at (28/8).
Kedatangan Presiden Jokowi ke area Pembangunan PLTU batang, dinilai terkesan memaksakan Pembangunan PLTU yang masih dalam masalah sengketa lahan dan Anggaran Pembangunan yang belum mencukupi itu. disebutkan oleh Pegiat lingkungan Greenpeace melalui juru Kampanyenya, menyebutkan jokowi terkesan kurang memperhatikan dengan dampak yang akan timbul nantinya,
Desriko, Juru Kampanye Energi Greenpeace Indonesia, menyebutkan “PLTU ini memberikan dampak lingkungan dan mengancam kedaulatan pangan di Kabupaten Batang, karena lokasi proyek mengambil lahan persawahan produktif masyarakat.”ujarnya.
Pegiat lingkungan dari Greenpeace menyebutkan PLTU Batubara Batang akan mengambil alih sekitar 226,4 hektar lahan sawah produktif.
Menanggapi pertanyaan wartawan terkait permasalahan tersebut jokowi menegaskan, Pembangunan PLTU tidak akan mengganggu ketahanan pangan.
“Tidak mengganggu ketahanan pangan, itu sudah kita hitung tidak mungkin (lahan pertanian) kita pake semua,” jelas Jokowi. Seperti dikutip dari BBC
Sementara, Greenpeace menyebutkan akan terjadi dampak pencemaran yang cukup besar, sperti air buangan dari operasi PLTU akan mencemari perairan dan juga merusak terumbu karang, sehingga berdampak pada hasil tangkapan para nelayan tradisional yang mencari ikan di perairan dan pantai Ujungnegoro-Roban, yang merupakan salah satu perairan kaya ikan di wilayah Pantura Jawa Tengah.
dan yang tidak kalah penting bahayanya, ribuan warga juga terancam dampak polusi udara dan pencemaran lingkungan dari operasi PLTU Batang,