SEMARANG. Mediakita.co – Pilkada serentak tinggal beberapa hari lagi, tepatnya 27 Juni 2018. Salah satu daerah yang akan menentukan pemimpinnya dalam pesta demokrasi tersebut adalah Jawa Tengah. Masyarakat Jawa Tengah akan memilih Gubernurnya bersamaan dengan pemilihan beberapa Bupati dan Walikota.
Mengantisipasi kecurangan dan kemungkinan adanya politik uang menjelang hari pencoblosan, maka Relawan Seknas Jokowi Jawa Tengah membentuk Tim Anti Politik Uang. “Tim ini akan bekerja mengawasi dan melaporkan segala bentuk kecurangan khususnya politik uang yang terjadi selama proses pilkada berlangsung”, ungkap Bambang Mugiarto Ketua Umum Relawan Seknas Jokowi Jawa Tengah kepada Mediakita.co.
” Kita tidak boleh kompromi dengan politik uang karena itu merusak demokrasi dan bangsa kita “, tegas pria asal Pemalang tersebut. Ia berharap tim yang dibentuk bekerja secara maksimal menyukaseskan Pilkada yang bersih dari politik uang.
Hal senada disampaikan oleh Sekjen Relawan Seknas Jokowi Jateng RY. Agung Setyono bahwa, ‘Satu hal yang harus kita ingat, tiga puluh dua tahun rezim otoriter Orde Baru telah memproduksi tradisi politik uang di setiap Pemilu. Tak hanya politik uang tetapi juga politik ketakutan, politik kecemasan dan politik penyeragaman’.
Ia juga mengatakan bahwa meski rezim Orde Baru telah berlalu namun tradisi politik uang dan sejenisnya tetap masih ada’. Karena itulah ia mengajak para relawan dan seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk terlibat aktif memantau pelaku pembagian ‘uang politik’ untuk kepentingan calon tertentu dalam Pilgub Jawa Tengah.
‘Siapa pun pelakunya, segera tangkap, rekam (foto atau video) setiap kejadian pembagian uang politik tersebut dan laporkan ke Panwas/Polisi’ tegas pria yang akrab disapa Agung tersebut.
Agung juga menyampaikan bahwa, ‘sebagai warga negara kita harus menunjukkan harkat martabat daulat rakyat. Politik uang dalam pemilu/pilkada merupakan pelecehan martabat kedaulatan rakyat. Bahkan merendahkan filosofi dasar dalam Pancasila’
Ia pun menghimbau agar masyarakat tidak lengah. ‘Kita harus selalu waspada karena residu racun politik uang tersebut masih belum tuntas hilang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini. Kita sebagai bangsa dan sekaligus sebagai warga negara harus bersatu dan bergotong royong mengkikis habis politik uang dalam pemilu/pilkada dengan gerakan bersama. Gerakan anti politik uang, gerakan tanpa kekerasan’ demikian Agung mengingatkan.
Masyarakat Jawa Tengah akan menentukan nasib dua kandidat gubernur di bilik suara 27 Juni 2018 mendatang. Apakah tetap menginginkan incumbent Ganjar Pranowo sebagai gubernur lima tahun ke depan ataukah menginginkan pendatang baru Sudirman Said ?
Penulis: Piter Randan B