Perbandingan strategi tanpa intervensi, mitigasi, dan supresi
- Tanpa intervensi
– Jumlah kematian: 2,6 juta
– durasi epidemi sejak intervensi: 4-5 bulan
– puncak kasus aktif: 55 juta (tengah Mei 2020)
– puncak kebutuhan ICU: 6 juta - Mitigasi (mulai 15 Maret 2020)
– Jumlah kematian: 1,2 juta
– durasi epidemi sejak intervensi: 10-13 bulan
– puncak kasus aktif: 5,5 juga (awal Juli 2020)
– puncak kebutuhan ICU: 600 ribu - Supresi (jika mulai 12 April 2020)
– Jumlah kematian: 120 ribu
– durasi epidemi sejak intervensi: 6-7 bulan
– puncak kasus aktif: 1,6 juta (akhir April-awal Mei 2020)
– puncak kebutuhan ICU: 180 ribu
Bagaimana dengan kondisi intervensi yang diterapkan saat ini? Apakah angka kematiannya bakal 1,2 juta orang sebagaimana prediksi dengan kategori intervensi mitigasi, atau jumlah kematian 120 ribu orang sebagaimana prediksi dengan kategori supresi?
“Jumlah kematian bisa lebih rendah dari 1,2 juta orang, kita sedang berada di antara mitigasi dan supresi. Ini tergantung pilihan yang dibuat individu dan juga pemerintah. Kalau masing-masing individu sadar disiplin mengisolasi diri dan keluarga, atau apabila pemerintah bertindak keras, maka harapannya bisa dekat ke supresi,” kata Nuning Nuraini.
“Tapi kalau masih mudik, ya, bisa dibayangkan penyebarannya,” imbuhnya.
Riset ini menggunakan permodelan SEIRQD, yakni Susceptible (rentan)-Exposed (terpapar)-Infected (tertular)-Quarantine (karantina)-Recovery (sembuh)-Death (kematian). Tujuannya, pertama, untuk menganalisis perkiraan kepadatan kasus COVID-19 per 100 ribu jumlah penduduk. Kedua, menunjukkan seberapa besar perkiraan kasus yang tidak terdeteksi dari provinsi-provinsi di Indonesia.
Riset ini juga menggunakan metode Extended Kalman Filter. Tujuan penggunaan metode ini untuk memberi nilai angka reproduksi penularan COVID-19 dengan tepat, dan memproyeksikan waktu puncak serta jumlah kasus kematian dari beberapa skenario kebijakan pemerintah.
Penelitian dengan draf bertanggal 6 April 2020 ini didasarkan pada data sampai 31 Maret 2020. Hasil permodelan ini belum melalui penelaahan sejawat (peer review).