Salatiga, Mediakita.co,- Salatiga tidak pernah berhenti menghadirkan orang-orang dengan bakat seni. Sebut saja, Sabar Subadri, pelukis difabel yang sudah mendunia. Ada juga pelukis muda Alodia YAP yang mulai naik daun di kancah seni. Sederatan pelukis senior lain turut mewarnai gairah seni Kota Salatiga, tapi pernahkan anda mengenal Pelukis aliran “sesat” asal Salatiga?
Namanya Ronni Arif Arianto. “Tapi di kesenian, saya lebih dikenal dengan nama Ronnie Arto. Arto singkatan dari Arif Arianto,” ujar Ronnie Arto saat ditemui, Minggu malam (09/12/19). Walau kelahiran Banjarmasin, pada tahun 1960, Ronnie dibesarkan di Kota sejuk Salatiga.
Sejak kecil sangat tertarik dengan seni, dan tumbuh dalam lingkungan seni yang kuat. Itu mengapa, akhirnya Ronnie memutuskan untuk masuk ke Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta (sekarang bernama ISI Yogyakarta), pada tahun 1979. Tidak sampai tamat, karena sejak semester 6, Ia memutuskan cuti dan akhirnya tidak pernah kembali ke ASRI.
Gairah berkeseniannya semakin membuncah, saat Ia memutuskan untuk bermukim dan berkarir di Bali pada tahun 1989. “Saya memutuskan terjun secara professional. Selama di Bali, saya menghasilkan berbagai macam karya seni dan ikut berbagai macam pameran. Entah sudah berapa banyak karya saya, Tidak pernah saya hitung,” kata Ronnie lebih lanjut.
Sebut saja, pameran bertajuk “Nuansa Akbar,” di BPPT Jakarta tahun 1995. “Gold Anniversary of Bhayangkara”, tahun 1996 di Ubud, Bali. Pameran “Nuansa Bali”, di Marina Condominium, Surabaya. “Warna Silahturahmi III”, di Crown Plaza Hotel, Jakarta, tahun 2001.
Tidak hanya di beberapa kota besar di Indonesia, Ronnie tidak lupa dengan Salatiga. Itu terbukti dengan kehadirannya pada tahun 2009 dan 2010, saat “Festival Mata Air” dan acara “Ketar-Ketir, Menghayati Budaya Alam”.
Laki-laki yang berpenampilan bersahaja itu, pernah menyabet “Finalis of Philip Morris Group of Company”, Indonesia Art Award III, di Jakarta, tahun 1996. Karyanya, dikoleksi oleh Bos Lippo, James Riady. James memang tertarik dengan seni, dan menjadi kolektor lukisan, termasuk milik Maestro Affandi.
Tidak hanya James yang kesengsem lukisan Ronnie, adik Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun memintanya melukis bagi keperluan pribadi. “Pak Habibie, Pak Harmoko, dan keluarga Cendana juga mengkoleksi lukisan saya,” imbuhnya.
Seorang sahabatnya, namun enggan disebut namanya, menambahkan bahwa sejumlah nama artis papan Indonesia juga pernah meminta Ronnie melukis bagi mereka.
Sejak 2015, Ronnie menjual semua asetnya di Bali, dan pindah ke Salatiga. “Saya memutuskan kembali ke Salatiga, karena anak-anak saya semua ada di Yogyakarta, dan mereka tidak akan kembali ke Bali lagi,” kilas Ronnie.
Aliran “Sesat”
Ada berbagai macam aliran dalam seni lukis. Maestro lukis Indonesia Affandi dikenal dengan pelukis gaya ekspresionis, yakni menyajikan distorsi kenyataan dengan efek emosional. Beda dengan Affandi, Raden Saleh dikenal dengan pelukis aliran Romantisme, aliran yang berusaha menampilkan lukisan dengan indah dan fantastik. Lalu, jenis aliran apakah hasil karya lukis Ronnie?
“Saya menyebutnya aliran sesat. Ya sesat, karena semua aliran ada dalam lukisan saya menjadi satu,” ucap Ronnie sembari tertawa kecil.
Melalui monitor telepon pintarnya, Ronnie menunjukan sejulah karya lukisannya. Dan benar, lukisan-lukisan yang dihasilkannya memancing pikiran kita untuk mengatakan, “Unik dan menarik”.
“Sebelumnya saya melukis sketch, namun tidak berkembang. Lalu saya banting setir melukis dengan gaya sesat, sampai hari ini,” tukas Ronnie. (sf/Mediakita.co).