Nasional, Mediakita.co – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menahan haru saat menggelar konferensi pers perkembangan penanganan virus corona (Covid-19) di DKI Jakarta. Suaranya pun bergetar.
Momen itu terjadi kala Anies mengingatkan jumlah pasien positif corona di DKI Jakarta yang terus bertambah. Dia meminta masyarakat menganggap data tersebut sebagai angka-angka belaka.
“Saya benar-benar meminta kepada masyarakat Jakarta jangan memandang angka ini sebagai angka statistik saja. (Pemulasaran) 283 itu bukan angka statistik, itu adalah warga kita yang bulan lalu sehat, yang bulan lalu berkegiatan,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/3/2020), dengan suara bergetar. Anies bahkan sempat tercekat, sebelum melanjutkan kalimatnya lagi.
Namun hal itu, Twitter diramaikan dengan tagar #SaveDKIFrom4nies Indonesia pada Senin (3/4/2020).
Ada apa di baliknya? Rupanya tagar tersebut adalah bentuk Daerah DKI Jakarta menjadi episentrum utama kasus Covid-19 di Indonesia.
https://twitter.com/Bangzul__88/status/1245920079985836034?s=20
Daerah DKI Jakarta menjadi episentrum utama kasus Covid-19 di Indonesia yang memiliki angka kasus terbanyak, yaitu 897 pasien, 90 pasien positif sudah meninggal.
“Menurut saya, ini adalah sebuah kegagalan fatal dari sekian kasus atas kebijakan Anies #SaveDKIFrom4nies,” tulis akun @Bangzul_88
@Bangzul_88 menyatakan “Kenapa kebijakan Gaberner DKI Jakarta banyak dijegal oleh pemerintah pusat? Alasan utamanya adalah, kebijakan Anies dalam menangani wabah Covid-19 sering ngawur dan bisa berakibat fatal untuk warga DKI sendiri.”
https://twitter.com/Bangzul__88/status/1245923247977164803?s=20