JAKARTA, mediakita.co – Yayasan Bung Karno (YBK) membentuk organisasi baru bernama Patriol Milenial Indonesia (PARMIAS). PARMIAS berada langsung di bawah Divisi Litbang (YBK) dan bertujuan untuk membangun kejayaan bangsa dengan mencetak pemimpin milineal berkarakter Pancasila.
Pengurus PARMIAS dilantik langsung oleh Dewan Pengawas YBK Sukmawati Soekarnoputri dalam acara yang dirangkaikan dengan webinar bertajuk, ‘Merajut Kembali Identitas Kebangsaan Indonesia’.
Hadir sebagai narasumber dalam webinar tersebut adalah Gus Muwafiq (Kyai Ulama Ponpes di Sleman), Romo Benny Susetyo (Pastur, Staf Khusus BPIP), Dr. Rusdhi Hussein (Sejarawan Nasional) Agustina Hermanto/Tina Toon (Politisi Muda Anggota Legislatif Provinsi DKI Jakarta), Sabtu (10/7/2021)
Secara lengkap berikut rilis lengkap latar belakang lahirnya PARMIAS:
Bahwa nilai-nilai bangsa sudah bergeser, jiwa bangsa telah menjadi kabur seiring dengan semakin ditinggalkannya nilai-nilai gotong royong, kekeluargaan dan persaudaraan. Seolah kita lupa bahwa kemerdekaan Indonesia itu diperoleh dari suatu perjuangan yang gigih dan pantang menyerah dari seluruh rakyat Indonesia yang bersatu padu. Masalah ini sangat serius menjadi ancaman terhadap persatuan bangsa, ketika nilai-nilai Pancasila itu digantikan oleh suatu faham yang nilai-nilai nya bertentangan dengan nilai kultur bangsa Indonesia yang semula gotong royong menjadi invidualistis liberal.
Bahwa budaya kehidupan politik berbangsa dan bernegara bergeser dari watak jiwa bangsa ke watak jiwa kapitalis yang materialisitis dan individualistis. Pergeseran budaya ini akan menjerumuskan budaya rakyat Indonesia menjadi budaya liberal. Roh demokrasi yang berorientasi kekuatan rakyat dalam bentuk pemerintahan rakyat yang berasal dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat berubah menjadi demokrasi yang mengagungkan kebebasan semata.
Bahwa dengan kemerosotan nilai-nilai luhur jati diri dan jiwa bangsa ini, maka tidak ada pilihan lain kita harus teguh dan gigih sebagaimana pendahulu pendiri bangsa. Gelora kebangsaan yang pernah berkobar di era perjuangan merebut kemerdekaan harus dikumandangkan lagi di tengah-tengah erosi budaya, erosi jiwa bangsa, dan erosi jati diri bangsa.
Kita harus kembali ke jati diri dan jiwa bangsa Indonesia melalui jalan Sukarno yaitu Pancasila 1 Juni 1945. Pancasila adalah benar-benar satu dasar negara yang statis sekaligus dinamis, benar-benar dapat menghimpun segenap tenaga rakyat yang beraneka ragam budaya menjadi satu kekuatan kolektif kebangsaan Indonesia dalam mencapai keadilan dan kemakmuran.
Pancasila sebagai falsafah dasar negara dan yang merupakan alat pemersatu itu harus tetap dipertahankan. Terlebih bahwa bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa Pancasila itu benar benar teruji. Perjalanan sejarah Indonesia tahun 1945 s.d 1959 membuktikan bahwa ideologi lain tidak bisa dan tidak mungkin bisa menggantikan Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Jatuh bangunnya satu pemerintahan ke pemerintahan lain kurun waktu tersebut adalah bukti tidak terbantahkan.
Peristiwa Reformasi 98 meninggalkan sejarah berkepanjangan, ketika segilintar orang yang menamakan dirinya wakil wakil rakyat merubah konsensus nasional terhadap kesepakatan bapak bangsa, yang telah dicapai melalui perjuangan hebat dengan derai air mata, yaitu UUD 45. Dengan demikian mengamandemen UUD 1945 yang mengandung nilai-nilai Pancasila itu menjadi kehilangan ruh- nya dan ini adalah sebuah malapetaka bagi bangsa Indonesia.
Penting pula diketahui bahwa peristiwa kembalinya ke UUD 45 tahun 1959, menjadi rujukan bahwa tidak ada ideologi lain selain Pancasila yang dapat mempersatukan bangsa dalam upaya mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Sebagaimana dinyatakan Bung Karno (1958) bahwa “Kejadian-kejadian yang akhir-akhir ini Saudara-saudara, membuktikan sejelas-jelasnya bahwa jikalau tidak di atas dasar Pancasila, kita terpecah-belah; hal ini membuktikan dengan jelas bahwa dengan Pancasilalah satu-satunya jalan yang dapat tetap mengutuhkan negara kita, tetap bersatu”.
Pancasila adalah jawaban atas segala masalah yang kita hadapi saat ini. Persatuan diletakkan sebagai fondasi utama kehidupan. Pancasila adalah rahasia keagungan Indonesia. Betapa penting Pancasila dalam kehidupan kita. Sukarno telah membuktikan bahwa Pancasila telah menjadi penuntun hidupnya. Ia dalam perjalanan hidupnya tidak pernah lepas dari ancaman dan tekanan, tetapi ia tidak pernah membuat dirinya menjadi lemah dan putus asa. Sebaliknya dia semakin kuat menaruh kepercayaan kepada Tuhan YME. Kuncinya apa….! Sukarno menyukai PERSATUAN.
Semua kebijakan pemerintah dalam upaya memperkuat Pancasila harus kita dukung penuh. Pemuda adalah pewaris generasi, pemuda pemilik masa depan bangsa. Pada setiap masa sepanjang sejarah Indonesia sebelum merdeka dan sesudah merdeka pemuda menjadi pelopor perubahan. Oleh karena itu dalam upaya melaksanakan misi penyebar- luasan Pancasila dan pikiran pikiran Sukarno, dipandang perlu adanya sebuah wadah komunitas juang milenial dengan nama “Patriot Milenial Indonesia” yang progresif untuk melaksanakan upaya-upaya dimaksud.
Struktur Pengurus PARMIAS
Pembina:
Ketua Umum : Guruh Sukarno Putra, Plh Ketua Umum : T S Lingga
Dewan Pertimbangan:
Ketua: Rusdhi Husein, Anggota: Eddi Elison, Rutney Sigit Lingga, Bambang Eryudha.
Dewan Pengarah (Litbang):
Ketua: Timbul Hamonangan Simanjuntak, Anggota: Imam Mukhlis, Yuke, Mikke, Arie Sulistyanto.
Pengurus Harian:
Ketua :Timbul Hamonangan Simanjuntak, Sekretaris: Herman Dirgantara, Wakil Sekretaris: Frans Tulus Halomoan N, Bendahara: Siti, Wk Bendahara: Helen Ardhana.
Jabatan Wakil Ketua yang membidangi Isu Strategis:
Wakil Ketua I: Bid. Pendidikan: Trisna, Wakil Ketua II: Bid. Politik: Marzan, Wakil Ketua III : Bid. Sosial-Ekonomi: Jaja S, Wakil Ketua IV : Bid. Kebudayaan & Seni: Aquino, Wakil Ketua V: Bid. Hukum: Erick P, Wakil Ketua VI: Hubungan Internasional: Sigit Prasetyo
Jabatan Kepala Departemen/Bidang /Biro:
Bidang Internal dan Pengembangan Organisasi: Aqil, Bidang Kaderisasi: Firan, Wk Kepala Departemen Bidang Kaderisasi : Ipul, Bidang Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga: Efrem, Wk Kepala Departemen Bidang Advokasi Hub Antar Lembaga: Aby, Bidang Publikasi dan Pers : Faisal.
(Red/mediakita.co)