Cah Nom, mediakita.co – Berdasarkan hasil survey Nielsen Global Survey of Automotive Demand, keinginan orang Indonesia untuk memiliki mobil masih sangat besar. Sejumlah 81 persen responden Indonesia berminat memiliki mobil dalam dua tahun ke depan. Lebih tinggi dari minat responden rata-rata dunia sebesar 65 persen.
Bahkan hasil survei tersebut menyatakan, 51 persen responden Indonesia yang tidak memiliki mobil percaya bahwa mobil adalah simbol kesuksesan.
Hal ini berbeda dengan Negara lain. Di Malaysia, hanya 33 persen responden yang merasa penting untuk memiliki mobil, Singapura 22 persen, sedangkan Filipina dan Thailand hanya 21 persen.
Orang Indonesia bukan hanya ingin memiliki mobil, jika telah memiliki mobil pun masih berniat mengganti. Data itu menyebutkan 95 persen responden di Indonesia yang memiliki mobil, berkeinginan mengganti mobilnya dengan yang lebih baik. Lebih tinggi dari Malaysia sebesar 93 persen, Thailand 89 persen, Singapura 87 persen, dan rata-rata dunia sebesar 89 persen.
Dengan kenyataan ini, Indonesia adalah negara konsumen mobil terbesar. Pasar mobil di Indonesia tak pernah mati dan tak mengenal jenuh, bahkan terus menerus meningkat drastis.
Automotive Industry Nielsen Indonesia pun menyebutkan, kenaikan pajak dan segala aturan pembatasan penjualan kendaraan, tidak akan mengurangi minat konsumen Indonesia untuk membeli mobil.
Selama bisa mencicil mobil, maka biaya yang lain pun akan diabaikan. Yang diprioritaskan yakni, yang terpenting saat ini mampu membeli mobil. Entah mobil yang dibeli terpakai atau tidak.
Yang lebih mengejutkan, 93 persen responden di Indonesia merasa malu jika tidak memiliki mobil. Hal ini memperlihatkan kelas menengah Indonesia sangat sensasional dengan produk otomotif dan ini merupakan sasaran empuk bagi pangsa pasar perusahaan mobil multinasional.
Kelas menengah Indonesia begitu bergeliat dengan industri mobil. Namun di lain sisi menunjukan, di Indonesia keinginan membeli adalah sesuatu yang penting untuk memperlihatkan status sosial.