ajibpol
PERISTIWA

Ini Jalan Keluar Permasalahan Sampah Di Pemalang Dengan Budidaya Maggot Bsf

PEMALANG, mediakita.co-Penanganan sampah di Desa Tegalmlati, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, sudah menggunakan lalat Maggot. Puluhan Ton sampah organik di kecamatan tersebut, habis terurai dan menghasilkan rupiah bagi masyarakat.

Saparudin adalah ketua pelaksana mengatakan, telah mengembangkan budidaya Maggot itu. Maggot, berasal dari larva lalat Black Soldier Fly (BSF). Dimana dalam proses siklus pertumbuhan, membutuhkan sampah sebagai bahan makanan. Khususnya dari limbah dapur, seperti sayuran sisa, buah, sisa makanan atau dari jenis sampah organik, lanjutnya

Saparudin menyebutkan, budidaya maggot mereka lakukan sejak Desember 2019 lalu. Atas dukungan dari sahabat sahabatnya mereka belajar Budidaya Maggot BSF di Pemalang.

Budidaya Maggot Bsf Fam Pemalang

“Hingga Maret 2020, kita sudah mampu mengurai 4 ton sampah organik, termasuk sisa makanan dari sisa sisa sampah di pasar, dan hanya menyisakan 6 drum pupuk organik yang siap pakai,” kata saparudin saat dikonfirmasi mediakita.co, Rabu (11/3/2020).

Dijelaskan, guna memastikan bisa dicerna larva maggot, seluruh sampah organik digiling terlebih dahulu. Selanjutnya difermentasi selama 3 hari. Setelah itu baru disuguhkan kepada larva maggot. Fase larva usia 10- 15 hari, larva mengkonsumsi limbah organik dengan sangat rakus.

Baca Juga :  Ada Automatic Adjusment, Pemkab Pemalang Kena Dampak

“Satu kilogram larva maggot, per jam bisa memakan 10 sampai 15 kilogram sampah organik,” ungkap Saparudin.

Saat usia 7 sampai 15 hari, lanjutnya, larva maggot sudah bisa dijadikan makan ikan. Namun, pihak pengelola maggot tersebut, lebih fokus pada produk turunan Maggot. Diantaranya untuk dikeringkan dan atau dijadikan Dried Maggot.

“Turunan ini kaya akan protein dan asam amino yang baik untuk hewan. Bisa dimanfaatkan untuk menggantikan pakan pada produksi ikan dan unggas. Tekstur Dried Maggot mampu mengapung di air tanpa campuran bahan lain, jadi sangat cocok untuk pakan ikan hias,” jelasnya.

Saat maggot mulai berwarna coklat, atau usia 15 – 18 hari bisa diolah menjadi konstrant, dengan bahan tambahan bekatul. Kandungan minyak pada larva maggot memiliki kandungan asam lemak baik yang cocok untuk bahan pembuatan kosmetik maupun obat.

“Maggot yang sudah memasuki siklus menjadi Pupa, juga mengandung senyawa Chitin yang merupakan senyawa penting bagi pembuatan pelapis makanan,” pungkasnya.

Penulis : Teguh Santoso

Artikel Lainnya