SURABAYA, mediakita.co– Menjadi klaster baru penularan virus corona (Covid-19), pabrik industri rokok milik PT Sampoerna, Surabaya ditutup. Akibatnya, ratusan pekerja telah dirumahkan.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, menyebut klaster baru penularan virus corona (Covid-19) di Surabaya berasal dari pabrik industri rokok milik PT Sampoerna.
Dijelaskan, setidaknya 323 pekerja di pabrik tersebut telah menjalani rapid test. Hasilnya, 63 orang di dinyatakan positif reaktif. Selanjutnya, mereka kini menjalani isolasi di suatu tempat dan bakal dites swab PCR.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi mengungkapkan cukup banyak orang tertular virus corona dari klaster tersebut.
Menurutnya, temuan itu berawal dari dua orang karyawan positif terinfeksi virus corona. Mereka sempat dirawat namun meninggal dunia. Keduanya diduga sempat menularkan virus corona kepada pekerja lainnya.
“Tadi malam, kami sudah ketemu dengan PT Sampoerna, hari ini sudah ditindaklanjuti, jadi memang di sana ada yang positif, dirawat di rumah sakit, ada dua orang, kemudian meninggal,” jelas Jonidi Surabaya, Rabu (29/04/2020).
Selain itu, ada 9 orang lainnya lagi yang kini menyandang status pasien dalam pengawasan (PDP). Mereka kini tengah dirawat di rumah sakit.
Untuk itu, di komplek pabrik tersebut dilakukan tracing, dan diidentifikasi ada 9 yang masuk rumah sakit sebagai PDP.
Selain itu, berdasarkan tracing yang dilakuakan, teridentifikasi sebanyak 165 orang lainnya sempat kontak erat. Mereka telah menjalani pemeriksaan swab polymerase chain reaction (PCR).
Dijelaskan Jonidi, setidaknya ada 323 orang telah menjalani rapid tes dan 63 orang diantaranya dinyatakan positif. Namun sore harinya, menusul adanya laporan menjadi 100 orang.
Meski begitu, dikabarkan bahwa mayoritas pegawai pabrik yang ditemukan positif, berdasarkan hasil rapid test kondisinya sehat. Bahkan mereka tidak memiliki gejala klinis seperti demam mau pun batuk.
terkait dengan status klaster baru, satu komplek perusahaan yang menampung sekitar 500 karyawan tersebut sekarang kini telah ditutup dan karyawan diliburkan.