Pekalongan, mediakita.co- Kali banger yang terletak terletak di jalur pantura Kota Pekalongan, ternyata mempunyai sejarah yang cukup menarik. dimana dua kelurahan Dekoro dan Karangmalang adalah inti dari sejarah kali tersebut.
Kali banger, ketika mendengar nama tersebut pasti orang akan menyimpulkan bahwa kali tersebut berbau busuk, karena “banger” dalam bahasa indonesia diatrikan sebagai bau yang tidak sedap atau bau busuk. ternyata dalam catatan sejarah pekalongan tidak si simple itu tertafsir makna demikian. karena nama kali banger memiliki kisah sejarah yang cukup kuat yang sampai sekarang masih ada bukti sejarahnya.
Orang Pekalongan Pasti kenal nama Kelurahan Dekoro dan Karangmalang, atau yang sekarang menjadi Kelurahan Setono setelah Merger kelurahan. Ternyata nama Dekoro dan Karangmalang itulah yang dalam sejarahnya awal dari nama kali banger.
Dalam kisahnya dahulu terjadi pertarungan yang melibatkan Ki Surontoko Putra dari Ki Ageng Dukoro melawan kawanan perampok yang dipimpin oleh Joko Bondan Putra dari Ki Karangmalang penguasa wilayah karangmalang. dalam pertaungannya Ki Surontoko terlukah parah oleh joko bondan, ki Surontoko gagal mengentikan keangkamurkaan Joko Bondan.
dalam keadaan terluka parah tersebut, Ki Surontoko menemui ayahnya Ki Ageng Dukoro yang memiliki kahlihan mengobati penyakit. setelah disembuhkan ayahnya, Ki Surontoko diperintahkan Ki Ageng Dukoro untuk kembali melawan Joko Bondan bersama kawananannya. dalam pertarungan itu Ki Surontoko mampu membinasahkan Joko Bondan dan kawanannya, Joko Bondan tewas di tangan Ki Surontoko.
Mengetahui anaknya terbunuh Ki Ageng Karangmalang datang menemui Ki Ageng Dukoro dan anaknya untuk membalas dendam, akan tetapi dalam pertarungannya Ki Ageng Karangmalang kalah, dan meminta kepada ki Ageng Dukoro untuk menjadi pengikutnya.
sementar jasad Joko Bondan di larung di sungai (kalibanger -red). ditengah pelarungan melalui ucapannya ki Ageng Dukoro mengatakan dengan logat bahasa jawanya “suro diro jaya ningrat lebur dening pangastuti seng becik ketitik seng ala ketara, yen ana ramening jaman kali iki sinebut kalibanger”, dari ucapan itulah ditengah ramainya jaman sekarang kali tersebut terkenal dengan nama Kali banger.
(MK 011)