ajibpol
OPINI

Dirgahayu Indonesia, Semoga Segera Merdeka dari Covid-19

OPINI, mediakita.co – Tujuh puluh enam tahun yang lalu, di tanggal yang sama dengan hari ini, 17 Agustus, tepatnya jam 10 pagi, dikumandangkan Teks Proklamasi oleh Soekarno-Hatta sebagai tonggak sejarah kemerdekaan Indonesia, yang kemudian menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan Ir.Sukarno sebagai Presiden dan Drs.M.Hatta sebagai wakil presiden pertama. Ir.Soekarno dalam pidato setelah pembacaan Proklamasi menyampaikan harapan, optimisme, sekaligus doa “Negara merdeka, negara Republik Indonesia! Merdeka, kekal, abadi! Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita ini.” Kemerdekaan yang kekal abadi, dijaga oleh seluruh rakyat Indonesia salah satunya dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus, dan diikuti dengan kewajiban mengibarkan bendera Merah Putih bagi setiap warga Negara (Undang-undang RI no 24 Tahun 2009 Pasal 7 ayat 3.

Kemerdekaan Indonesia telah diperjuangkan oleh para pahlawan yang berkorban jiwa dan raga dengan rentang waktu yang tidak singkat, Semenjak Indonesia masih menjadi Negara jajahan Portugis, Belanda, hingga Jepang. Salah satu perkataan Ir Sukarno bahwa “ Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri” terdengar masih relevan dengan kondisi saat ini.

Melawan bangsa sendiri dalam artian menghadapi kelompok rakyat yang melakukan tindakan separatis terorganisir, kelompok rakyat yang membentuk barisan sakit hati akibat kekalahan dalam politik kekuasaan, kelompok elit yang korupsi, kelompok pembuat kebijakan yang mementingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan Negara, dan kelompok agamis yang berusaha mengubah bentuk Negara. Belum selesai menghadapi elemen toksik bangsa sendiri, Indonesia juga terkena sekaligus terdampak oleh pandemi dunia, Indonesia berjuang lagi menghadapi virus Covid-19. Jika dijaman penjajahan dahulu tentara bersama rakyat bersatu mengangkat senjata untuk mengusir penjajah, di era pandemi ini seluruh tenaga kesehatan menjadi tentara penjaga bangsa, yang mengangkat senjata yaitu keilmuan dan keahliannya, mendedikasikan seluruh waktu untuk menyembuhkan rakyat yang sakit oleh virus Covid-19, dan ribuan yang mengorbankan nyawa, gugur dalam tugas kemanusiaan.

Baca Juga :  Pemalang, Kemiskinan Ekstrim dan Optimisme Masa Depan

Sampai kapankah perjuangan ini berakhir dan Indonesia merdeka dari Covid-19 ? Sejarah mencatat bahwa perjuangan kemerdekaan berhasil karena persatuan seluruhh rakyat, bersama angkatan bersenjata. Begitupun perjuangan melawan pandemi ini akan berhasil bila tenaga kesehatan bersama rakyat bersatu padu berjuang. Karena sejak awal pandemi ini diperberat oleh kelompok orang yang melakukan propaganda untuk tidak mempercayai pandemi sehingga masyarakat mengabaikan protocol kesehatan 5M ( mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas). Kelompok yang menganggap pandemi Covid- sebagai rekayasa/konspirasi kelompok tertentu sehingga menolak vaksin. Kelompok oportunis yang tega menimbun kebutuhan masker, obat, dan oksigen untuk dijual kembali dengan harga tinggi akibat kelangkaan barang. Hingga kelompok frustasi yang hanya beretorika untuk menyalahkan pemerintah terkait dampak pandemi. Namun saat ini, pemerintah, tenaga kesehatan dan rakyat bersatu padu melawan pandemi. Perjuangan mulai menampakkan titik terang harapan baru. Kepatuhan masyarakat yang sadar akan pentingnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus, membuahkan hasil, sebagai contoh di Jawa Tengah menurunnya angka kematian / Case Fatality rate dari 6,36% menjadi 6.18% dan peningkatan angka kesembuhan / Recovery Rate dari 85% menjadi 85,19% (ppid.jatengprov.go.id).

Baca Juga :  Cegah Penggerusan Budaya dan Ideologi

Mari kita lanjutkan perjuangan ini, hingga pandemi berakhir, atau setidaknya berubah menjadi endemi layaknya penyakit demam berdarah dan malaria. Tetap terapkan 5M bagi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Mari kita percepat vaksinasi untuk seluruh rakyat Indonesia, bahkan untuk mereka yang belum memiliki NIK (Nomor Induk KTP) sekalipun.

Dirgahayu Indonesia, Sekali Merdeka Tetap Merdeka, Indonesia Sembuh, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, Indonesia Utuh

Penulis : Oleh : dr. Nieke Patabara, Sp.N
Wakil Ketua DPD PSI (Partai Solidaritas Indonesia) Pemalang

Artikel Lainnya