Pemalang, Mediakita.co – Massa mengamuk di alun-alun Pemalang, Kamis (20/8). Satuan Sabhara Polres Pemalang yang berjaga menjaga jalannya demo justru menjadi bulan-bulan massa. Aksi unjuk rasa yang awalnya damai berujung anarkis, massa bergerak dan memukuli anggota kepolisian yang mengamankan.
Aksi tersebut hendak menuju Kantor KPUD Pemalang untuk memprotes kecurangan dan pelanggaran kampanye selama selama Pemilukada Pemalang. Massa ingin Pemilukada serentak di Pemalang, Desember ini, dibatalkan.
Tak hanya berkumpul di alun-alun Pemalang, rupanya massa lain di batas Kota Pemalang juga membuat ricuh dengan meblokade jalan menuju kota. Seluruh jajaran Polres Pemalang baik Satlantas dan Dalmas Polres Pemalang juga diturunkan menghalau massa yang beringas baik di dalam kota maupun yang memblokade akses ke kota.
Tapi itu hanya simulasi yang dilakukan Polres Pemalang dalam agenda yang bertajuk “Latihan Simulasi Penanggulangan Anarkis dan Sispamkota” untuk mengantisipasi chaos dalam ajang pemilukada Pemalang 2015.
Kapolres Pemalang, AKBP Dedi Wiratmo, S.I.K, mengatakan simulasi ini menurunkan 575 personel dan jajaran anggota TNI. Pihaknya ingin mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana aparat kepolisian menghadapi dampak negatif dari pemilukada seperti anarkisme pendukung cabup wabup, demo, pelanggaran kampanye, hingga teror bom.
“Serta hal-hal yang merugikan masyarakat Pemalang dalam pesta demokrasi yang akan di selenggarakan tahun ini,” ujar dia kepada Mediakita.co.
Pihaknya juga ingin memastikan semua Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan aman selama proses pemilukada dengan penjagaan kepolisian.
“Akan tetapi kami akan memperioritaskan TPS-TPS yang jauh dan TPS dengan jarak atau medan yang sulit ditempuh. Kami juga akan memperhatikan daerah yang menjadi titik rawan untuk diwaspadai terjadinya pelanggaran-pelanggaran,” terangnya lagi.
Kapolres Pemalang melanjutkan untuk menyikapi daerah-daerah rawan tersebut, pihaknya akan menerapkan pola pengamanan yang berbeda dari tahun sebelumnya.