JAKARTA, mediakita.co- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) telah menyelenggarakan seminar online literasi digital dengan mengusung tema: “Pemuda Sebagai Agen Perubahan Digital” pada Jumat 8 Juli 2022. Dalam seminar literasi ligital ini, terdapat empat narasumber kompeten, yaitu Bachrudin Nasori, Anggota Komisi I DPR RI, Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kemenkominfo dan Sisca Zulistia Ardie, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tegal yang juga Professional Coach. Serta Piet Zulistia Ardie selaku pegiat media sosial. Seminar online ini diselenggarakan dengan platform zoom meeting.
Seminar literasi digital ini merupakan inisiasi yang didukung oleh Kemenkominfo terhadap program literasi digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yakni untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi dan bisnis, memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat, memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh Ditjen APTIKA, serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya.
Setelah dalam sesi pembukaan yang juga dimeriahkan penampilan band musik selama 30 menit seminar online pun dibuka. Dilanjutkan sesi pemaparan yang diawali oleh pengantar dari Anggota Komisi I DPR RI, Bachrudin Nasori. Dalam paparanya menyoroti pemuda yang diharapkan dapat menghindari aspek negatif dari era digital. Pemuda yang baik tentu dapat menggunakan teknologi sesuai dengan kegunaanya tanpa menimbulkan efek yang merugikan bagi orang lain.
Lebih lanjut disampaikan bahwa era digital dapat dimanfaatkan oleh para pemuda dalam merintis karir seperti masuk ke dalam dunia politik. Anggota DPR RI ini juga mengharap pemuda Indonesia dapat memanfaatkan era digital untuk meningkatkan diri dan karir, bukan hanya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.
“Kami harapkan para pemuda dapat memanfaatkan waktu yang ada dengan sangat baik serta diisi dengan melakukan sesuatu yang positif supaya kita dapat meningkatkan kemampuan diri. Pemuda yang bijak adalah pemuda yang dapat memanfaatkan waktu dan memanfaatkan teknologi yang ada,” pungkas Bachrudin Nasori.
Dirjen APTIKA Kementerian Kominfo RI Semuel Abrijani Pangerapan, dalam pemaparannya menyampaikan materi terkait dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara beraktivitas dan bekerja.
Kehadiran teknologi menurut Semuel sebagai bagian dari kehidupan masyarakat yang semakin mempertegas gamvaran bahwa kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi. Semuel juga memberikan tips mengahadapi hal tersebut.
Semuel juga mengajak masyarakat melakukan percepatan transformasi digital melalui literasi digital. Dia menyampaikan bahwa kita harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda trasnformasi digital Indonesia. Salah satu pilar penting yang mendukung wujudnya agenda trasnformasi digital adalah menciptakan masyarakat digital dimana kemampuan literasi digital masyarakat memegang peranan penting didalamnya. Sebagai tingkat paling dasar, literasi digital merupakan kemampuan yang paling krusial dalam menghadapi teknologi saat ini untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi secara offline dan juga cermat dalam menggunakannya. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi. Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia.
Adapun Sisca Zulistia Ardie Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tegal dan Professional Coach menyoroti proses digitalisasi di masyarakat. Ia menjelaskan bahwa, digitalisasi telah mengubah aspek sosial masyarakat menjadi serba efisien dan mudah. Pemuda pada era digital diberikan banyak kesempatan untuk melakukan inovasi baik pada bidang teknologi maupun pada bidang ilmu pengetahuan. Di era digital ini, pemuda memiliki peran sebagai agen perubahan (agent of change), kontrol sosial (social control), penguat moral (moral force), penjaga nilai (guardian of value), dan juga sebagai penerus bangsa (iron stock). Pemuda sebagai agen perubahan memiliki beberapa tanggung jawab seperti bertanggung jawab terhadap diri sendiri, bertanggung jawab terhadap profesionalisme dalam pengembangan dan kompetensi, bertanggung jawab terhadap klien dan pihak-pihak lain, bertanggung jawab terhadap profesi, serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial. Saat ini, pemuda merupakan pahlawan digital, Sebagai pahlawan digital, para pemuda memiliki beberapa tugas, seperti biasakan untuk selalu belajar dan membiasakan diri dengan teknologi digital untuk berkarya, berinovasi, bekerja, dan juga berbisnis.
Terakhir, pemaparan dari Piet Cintya Mawar selaku Pegiat Medsos yang melihat peran penting generasi muda. Menurutnya Generasi muda sebagai agen dari perubahan tidak boleh bersikap statis melainkan pemuda harus dinamis dengan berbagai perubahan yang ada.
Menurut Piet Cintya memanfaatkan media sosial dengan positif dapat meningkatkan kemampuan diri.
“Ekspresikan lah ide–ide cemerlang kalian ke dalam media sosial. Ketika kita dapat mempromosikan diri di media sosial, hal tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan uang. Ketika kita fokus untuk bermedia sosial, kita dapat belajar, bekerja, berinovasi, dan berkarya di media sosial tanpa menimbulkan kerugian bagi orang lain,” terangnya.
Lebih lanjut Piet menyampaikan bahwa generasi muda saat ini lebih tertarik dengan topik seperti musik, olahraga, film dan hiburan lainnya dibandingkan dengan topik politik. Untuk itu, jika ingin menarik generasi muda tampilkanlah topik politik yang lebih menarik perhatian anak muda.
Di akhir sesi pemaparan materi dari 4 narasumber moderator membuka kesempatan tanya jawab.
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta yang bertanya juga mendapat doorprize. Acara diakhiri dengan pemberian plakat simbolis dan foto bersama.
Dengan adanya acara ini diharapkan masyarakat dapat melakukan literasi digital sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.