JAKARTA, mediakita.co – Terbongkarnya kasus peredaran Vaksin palsu bagi anak dan balita. Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengeluarkan himbauan agar para orang tua tidak perlu terlalu merasa khawatir, namun bagi sebagian orang tua masih saja menyisakan keresahan.
Hari ini, di medsos masih menjadi salah satu topik yang ramai. Akun Facebook Haryani Poncowati mengangkat status : Semua RS, Dokter, pihak perusahaan, Dinkes, mengaku tidak menggunakan vaksin palsu. Vaksin palsu ini diproduksi sejak tahun 2003. Kalau tidak ada yang ngaku makai trus siapa yang makai yaa… ?. Kalau ga ada yang makai kenapa diproduksi dari tahun-tahun. #emakgalau, #banyak baca berita makin bingung.
Tak ketinggalan, ahli spesialis saraf di RSUD dr M. ASHARI Pemalang dr Isnaeni Julianto menyatakan, COBA HITUNG 1 % BALITA di Indonesia itu berapa ?? #MIKIRdong. Bait selanjutnya ia menulis 3 kesimpulan dr Meinani Sitaresmi SpA (K) atas 7 alasan tidak perlu khawatir berlebihan atas berita vaksin palsu yang di turunkan Kemenkes :
- Hati-hati itu harus, tapi berita vaksin palsu tidak perlu disikapi berlebihan dan merasa khawatir yang tak beralasan. Maraknya berita tidak mencerminkan maraknya fakta peredaran vaksin palsu.
- Pemalsuan vaksin merupakan tindakan tidak berperikemanusiaan, karena sama saja dengan sengaja membiarkan anak-anak tidak kebal atas penyakit yang mematikan. Semoga pelakunya dihukum maksimal sesuai ketentuan Undang-Undang.
- Bicara barang palsu, barang apa sih yang tidak dipalsukan? Sepanjang punya nilai ekonomi, motif bisnis dan manusia bermental curang, apa saja dipalsukan. Demikian juga vaksin, tak luput dari pemalsuan. Sikapi saja dengan hati-hati dan tenang tanpa khawatir berlebihan.
Sejauh ini, Menteri kesehatan menegaskan bahwa pemalsuan vaksin tidak bisa di toleran. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bahkan meminta pelaku pemalsu vaksin dihukum berat.
Redaksi : mediakita.co