PEMALANG, mediakita.co – Lalu-lalang, di alun-alun Kota Pemalang di malam hari selalu merona dengan berbagai macam kegiatan. Ruang publik satu ini memang paling ramai peminat. Berbagai lapisan masyarakat memilih tempat ini dengan berbagai alasan. Dari sekedar kongkow, makan hingga untuk berhibur naik odong-odong.
Sebagaimana umumnya sebuah ruang publik yang padat pengunjung, alun-alun kota pemalang juga tidak bisa lepas akan hadirnya para pengamen jalanan. Meski kerap dianggap mengganggu kenyamanan pengunjung, tak jarang hadirnya pengamen juga cukup memberi warna hiburan tersendiri.
Dimalam itu, Saptu (10/12), berpasang-pasang mata terpukau dengan hadirnya seorang pengamen yang berkeliling diantara pedagang makanan di sekitar itu. Betapa tidak, dari kejauhan, dari baju yang dikenakan dan suaranya, maka semua orang langsung akan berkata itu Rhoma Irama.
“ Hee, kayak Rhoma Irama. suaranya, bajunya, gitar dan gayanya, itu Rhoma Irama banget,” tutur Chanif (23), Warga Desa Pedurungan, Kecamatan Pemalang.
Namanya saja mirip, maka pengamen itu bukan Rhoma Irama. Ia adalah Aryo Jagad (34), Desa Kendayakan Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal. Ia mengaku, ngamen dengan penampilan gaya Rhoma Irama ini muncul dari dirinya sebagai penggemar beratnya.
“ Sebagai penggemar berat, pertama kali saya mencoba saya iseng-iseng dengan gaya seperti ini. Ternyata mendapat respon baik, ya sudah akhirnya saya ngamen selalu dengan gaya ini,” kiusahnya.
Menurutnya, gaya yang dilakukan ini semata-mata karena sejak kecil, dari usia SD sudah jadi fans beratnya Rhoma Irama. “ Bahkan bukan saja ngefans, tapi sudah seperti jiwaku. Seperti suara saja saya mencoba agar mirip dengannya” ujar aryo
Malam iyu, Aryo tampil ngamen dengan kostum ala Rhoma Irama, lengkap dengan lagu-lagu dan gitarnya. Ia mengaku bangga dan menikmati profesinya sebagai pengamen ala Rhoma Irama dengan senang hati. Karena dfari pekerjaan yang dipilihnya, ia bisa menghidupi keluarganya.
Bagi para pedagang kaki lima di alun-alun Pemalang, nama dan kehadiran Aryo-Rhoma Irama ini sudah menjadi bagian dari mereka. Beberapa pedangang, sesekali terdengar memanggil namanya sambil berkelakar.
Oleh : Yugi H
