PEMALANG, mediakita.co – SD Negeri 02 Mejagong tinggallah cerita, mengingat program penggabungan sekolah (merger) telah dilaksanakan di wilayah Unit Pengelola Pendidikan Kecamatan (UPPK) Randudongkal. Program penggabungan sekolah tersebut mulai dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2016/2017.
Menurut Kepala UPPK Randudongkal Mardianto, S.Pd, Sekolah Dasar yang terletak di Jalan Raya Randudongkal – Moga Km 4 tersebut memang tidak memenuhi persyaratan dari segi peserta didik, pasalnya sejak 2010 jumlah siswa di SD Negeri 02 Mejagong selalu menurun, dari persyaratan minimal 120 anak per sekolah hanya ada 56 anak ditahun pelajaran2015/2016, maka SD Negeri 02 Mejagong digabung dengan SD Negeri 01 Mejagong.
“Ada beberapa SD yang kami merger karena jumlah siswanya tidak memenuhi persyaratan minimal perkelas 20 anak, sedangkan SD Negeri 02 Mejagong untuk tahun kemarin kelas satunya (menerima murid) hanya 6 anak,” ungkap kepala UPPK Randudongkal saat ditemui mediakita.co, Selasa (19/7).
Menurunnya jumlah siswa di SD Negeri 02 Mejagong, kata Mardianto sebagai akibat dari keberhasilan program Keluarga Berencana (KB), selain itu lingkungan yang religius dan tokoh ulama yang lebih menyarankan sekolah di MI Nurul Huda Mejagong yang berbasis agama, sehingga disekolah tersebut jumlah siswanya malah melebihi persyaratan, minimal dari pemerintah.
Menurutnya masih banyak beberapa SD yang perlu dimerger, tetapi saat musyawarah dengan kepala sekolah, komite, kepala desa dan tokoh masyarakat masih ada beberapa SD yang meminta untuk dipertahankan keberadaanya,dengan syarat tahun ini mampu menerima murid minimal 20anak.
“kalau tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya maka tahun depan sekolah tersebut akan kami merger,” imbuhnya.
Untuk tahun ini ada tiga Sekolah dilingkungan UPPK Randudongkal yang terkena marger, yaitu SD Negeri 02 Mejagong, SD Negeri 01 Rembul dan SD Negeri 03 Banjaranyar.
