JAKARTA, mediakita.co-Banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menelan lebih dari 100 korban jiwa dan lebih dari 8.000 orang mengungsi. Bencana ini dampak dari siklon tropis Seroja di NTT yang terjadi sejak akhir pekan lalu.
Data Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (5/04/2021), malam menunjukan, sebanyak 2.019 keluarga atau 8.424 warga mengungsi. Sebanyak 1.083 keluarga atau 2.683 warga lainnya terdampak.
“Siklon tropis ini berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota. Di antaranya yakni di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Selasa (6/4/2021).
Bencana ini menyebabkan 128 warga warga meninggal dunia dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Total korban hilang mencapai 72 orang, terdiri dari Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
Sementara, jumlah rumah terdampak dilaporkan sebanyak 1.962 unit rumah, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS), dan 34 unit rumah rusak ringan (RR). Sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR, dan 84 unit lain terdampak.
Data yang sama melaoprkan, rincian kerusakan di sektor permukiman ini sbb :
- Di Kota Kupang, sebanyak 10 unit rumah rusak sedang, dan 657 unit rumah terdampak.
- Kabupaten Flores Timur, 82 unit rumah rusak berat, 34 unit rumah rusak ringan, 97 unit rumah terdampak dan 8 unit fasum rusk berat.
- Kabupaten Malaka, setidaknya 1.154 unit rumah terdampak dan 65 fasum terdampak
- Kabupaten Ngada, 4 unit rumah rusak berat, 2 unit rumah rusak sedang dan 1 fasum terdampak
- Kabupaten Sumba Barat, tak kurang dari 54 unit rumah terdampak
- Kabupaten Sumba Timur ada 7 fasilitas umum terdampak
- Kabupaten Rote Ndao, sebanyak 12 unit rumah rusak berat.
- Kabupaten Alor, 21 unit rumah rusak berat, 106 unit rumah rusak ringan, 6 fasum rusak berat, 1 fasum rusak ringan dan 11 fasum terdampak.
Selain korban jiwa, sejumlah kerusakan belum terdata akibat banjir bandang ini. Karena bencana ini menyebabkan sejumlah akses ke lokasi bencana cukup sulit dijangkau. Disebutkan ratusan rumah tenggelam dan hanyut terbawa arus dan beberapa jembatan terputus hingga tak bisa digunakan.
Kepala BNPB, Doni Monardo dan sejumlah tim dari lintas kementerian telah mendatangi NTT untuk melihat proses evakuasi dan melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik, maupun pembukaan akses ke wilayah terisolir.
Oleh : Tim Redaksi/mediakita.co