ajibpol
PERISTIWA

Bukan Mitos : Sekda Pemalang Mundur, Tanda Alam Ini Kini Benar Terjadi

PEMALANG, mediakita.co-  Berita mundurnya Sekretaris Daerah (Sekda) Pemalang, M. Arifin mendapat perhatian luas dari masyarakat Pemalang.

Pasalnya, selain terkesan mendadak, mundurnya M. Arifin dari jabatan sekda ini dikaitkan dengan sejumlah peristiwa di Pemalang yang sebelumnya dinilai menjadi penanda akan adanya lengser keprabon.

Lengser keprabon dalam bahasa Jawa memiliki arti bahwa setiap pemimpin atau penguasa yang mengakhiri masa kekuasaannya.

Dalam falsafah pewayangan, istilah lengser keprabon memiliki makna negatif. Karena memiliki makna berakhir sebelum waktunya yang dijaman kerajaan dipersepsikan oleh sebab-sebab semacam kudeta.    

Sebab, dalam sejarah kerajaan-kerajaan Jawa, tidak ada aturan kapan seorang raja harus turun takhta. Maka lengser keprabon identik dengan proses berhentinya kekuasaan yang disebabkan adanya insiden kekerasan, perang, atau tipu daya politik.

Pada lengser keprabon mandep pandito, adalah proses pelimpahan kekuasaan kepada anak atau cucu keturunannya, secara suka rela. Penyerahan kekuasaan ini karena raja ingin fokus beribadah, mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa (mandito).

Terkait dengan mundurnya M. Arifin dari Sekda, warga mengaitkan dengan peristiwa tumbangnya pohon beringin didepan kantornya yang dianggap sebagai tanda alam sebelumnya.

Baca Juga :  Walikota Semarang Ditagih Pekerja Seks Komersial. Ada Apa?

Di beritakan mediakita sebelumnya, saat itu hari Jumat pon, tanggal 27 Mei 2022, cuaca di Wilayah Kabupaten Pemalang sedang baik-baik saja. Senja sore itu, langit menyelendang biru bersama angin yang mengantar matahari terbenam.

Anehnya, Pohon beringin depan kantor sekda yang letaknya di samping barat kantor Bupati Pemalang dengan tinggi lebih dari 6 meter itu tiba-tiba roboh. Akibat robohnya pohon beringin itu, sebagian warga Pemalang menyebutnya sebagai penanda buruk.

“Jadi ini jawaban dari pesan simbolik peristiwa tumbangnya pohon beringin itu. Saat itu, saya berkata semoga tidak terjadi apa-apa. Perkataan saya itu juga mengandung pesan simbolik,” kata Ki Dipa Taruna, kepada mediakita.co Sabtu (Minggu10/07/2022).

Menurutnya, pohon beringin bagi masyarakat jawa memiliki karakter yang mengandung pesan simbolik. Pesan simbolik yang digali dari sifat-sifat yang dihubungkan dengan kebesaran kerajaan.

“Contoh. Ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat, saat itu ditandai dengan salah satu pohon beringin di Alun-Alun Keraton Yogyakarta roboh tanpa sebab,” katanya berkisah.

Pertanyaannya, kata dia, apakah lengser keprabonnya sekda ini sebagai yang akhir? Atau ini bahkan baru sebelum awal?

Baca Juga :  Ini Cara Seknas Jokowi Brebes Menyapa Warga Terdampak Bencana

“Hanya Allah yang tau,” katanya.

Artikel Lainnya