ajibpol
PERISTIWA

Heboh: Warga Cikendung Pemalang Gelar Ritual Ruwatan Bumi Sebagai Ungkapan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa

PEMALANG, mediakita.co– Warga Cikendung gelar Ritual Ruwatan Bumi di Dusun Cikendung Kecamatan Pulosari  (17/9/2019). Sebagi informasi ruwatan sendiri berasal dari kata “ruwat” atau dalam bahasa jawa “ngerawat” yang artinya merawat atau menjaga, sedangkan bumi mengandung arti tempat kita hidup. Kata lain ruwatan bumi berarti menjaga tempat kita hidup.

Tradisi adat tersebut bagi Warga Cikendung merupakan bentuk ungkapan syukur terhadap Tuhan YME atas hasil panen yang melimpah, penolak bala dan penghormatan kepada nenek moyang.

Pelaksanaan Ritual Ruwatan Bumi tersebut dilakukan sebelum musim cocok tanam tiba. Menurut tradisi setempat, sebelum Ruwatan Bumi dilakukan maka petani belum  boleh menggarap lahan pertaniannya. Jika ada yang melanggar, maka akan tertimpa kesialan seperti; lahan pertanian terserang hama atau pun hasil panen buruk.

Sebelum ritual ruwatan bumi dilakukan semua warga berkumpul dan masing-masing mengumpulkan nasi tumpeng untuk kemudian dimakan bersama – sama.

Rangkaian acara Ruwatan Bumi diawali dengan berziarah ke  makam setempat. Dalam waktu bersamaan disaat para sesepuh kampung melakukan ziarah, masyarakat kampung menggantungkan bermacam-macam hasil bumi dengan seutas tali di pekarangan rumah hingga ke gang-gang kampung.

Baca Juga :  Larangan Mudik : Masih Banyak Warga Nekat, Jumlah Pemudik di Pemalang Tembus 73.982 Orang

Sesaat setelah ziarah arak-arakan pun dilakukan keliling kampung yang dipimpin oleh sesepuh kampung atau tokoh masyarakat setempat. Ketika semua prosesi Ruwatan Bumi dilakukan, maka semua warga berebut gantungan hasil bumi pada saat yang sudah  ditentukan. Puncak pelaksanaan Ritual Ruwatan Bumi tahun ini dilaksanakan di Lapangan Cikendung Pemalang.

Kepala Desa Cikendung, Slamet  sangat  mengapresiasi keterlibatan warga Dusun Cikendung atas acara ruwatan bumi tersebut. Dalam kesemptan itu Slamet sebagai Kepala Desa berpesan pula agar masyarakatnya tetap menjaga hasil-hasil pembangunan yang dilakukan bersama. Sebab menurutnya karya – karya tersebut juga dibangun oleh masyarakat sehingga semua harus merasa memiliki dan menjaganya.

Acara Ruwatan Bumi diisi juga dengan kegiatan doa bersama dan diakhiri dengan pementasan Wayang Kulit Ki Ulin Nuha dari Desa Karangrena, Kecamatan Maos.

Warga Cikendung Pemalang Gelar Ritual Ruwatan Bumi Sebagai Ungkapan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Foto Ki Dalang Ulin Nuha

Menurut Kepala Desa manfaat dari penyelenggaraan Ruwat Bumi tersebut adalah menguatkan iman dan meningkatkan rasa syukur warga, sebagai ajang silaturahmi sehingga persaudaraan antar warga tetap terjaga tanpa perpecahan dengan alasan apapun.

Baca Juga :  Ketum Seknas Jokowi Jateng: Mas Ganjar dan Gus Yasin, Selamat Bekerja Untuk Masyarakat Jateng

Diakhir kegiatan tersebut Kepala Desa Cikendung juga mengingatkan agar masyarakat menjaga kelestarian lingkungannya.  Sebab menurut melestarikan  lingkungan adalah kewajiban semua warga.

Ia berucap, “Kita harus menjaga kelestarian lingkung yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Kita bersyukur karena dikaruniai alam yang subur dan kaya. Karena itu kita  tidak boleh hanya mengambil manfaatnya tetapi juga harus menjaga kelestariannya sebagai warisan yang baik kepada generasi selanjutnya’.

Penulis : Teguh Santoso /mediakita.co

 

 

 

Artikel Lainnya