“Hujan” Gizi Tidak Merata, Pengurus Partai Lompat Pagar Menjamur ?

“Hujan” Gizi Tidak Merata, Pengurus Partai Lompat Pagar Menjamur ?
“Hujan” Gizi Tidak Merata, Pengurus Partai Lompat Pagar Menjamur ?

PEMALANG,mediakita.co-Menjelang penetapan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pemalang Senin (24/8), saat ini di lapangan sedang terjadi politik seberang-menyebarang di level pengurus dan kader partai di beberapa tempat serta berbagai lapisan.

Dimata Edy (37), alasan dirinya memilih menyeberang dari garis kebijakan partainya karena ada kebuntuan politik internal partai yang tidak terselesaikan. “ Dan ini tidak hanya terjadi di wilayah saya saja, hampir semua wilayah. Konflik internal di partai kami sampai saat ini tidak ada penyelesaian. Akibatnya, dalam pilkada ini kami memilih beda dengan kebijakan partai,” ujar pengurus salah satu partai setingkat kecamatan ini menjelaskan.

“ Saya menyimpang dari kebijakan partai dalam pilkada ini sebagai bentuk protes terhadap atasan yang tidak melibatkan kita hingga saat ini,” kilah Lihin (42), pengurus partai tertentu lainya di Wilayah Comal.

Menurutnya, kalau soal sebrang-menyeberang sebenarnya terjadi di semua partai yang ada dan tanpa kecuali dipartai-partai besar. Tapi Lihin melihat, motif dan alasannya yang berbeda-beda termasuk tingkatan struktural dan sebarannya.

Terkait hal ini, pakar komunikasi dan pengamat politik dari UPS Tegal Diryo Suparto, S.Sos. M.Si. mengatakan bahwa dalam pilkada tidak sebatas bicara visi dan misi, lebih dari itu adalah soal isi tas. “ Ada dua hal mengapa orang menyeberang, pertama soal alasan idiologi dan yang kedua soal gizi,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Dikatakan, alasan idiologis dimana orang menyeberang dari garis partai karena soal hati nurani. Disini misalnya menurut orang tersebut ini calon terbaik. Yang kedua adalah menyeberang karena faktor Gizi, motif dan alasan menyeberang yang sebabkan karena soal adanya distribusi gizi yang tidak merata.

“ Repotnya, jika kecenderungan lompat pagar dengan alasan yang kedua, yaitu soal hujan gizi (uang) yang distribusinya tidak merata. Disini mengapa membicarakan Pilkada saya sebut tidak sebatas bicara visi misi, tapi juga soal isi tas” kata dosen dan konsulan politik ini kepada mediakita.co mengakhiri pembicaraan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.