JAKARTA, mediakita.co- Pemerintah menyebut Indonesia bakal menghadapi gelombang ketiga COVID-19. Bahkan kemungkinan kasus Covid-19 gelombang ketiga lebih tiggi dibandingkan pada periode sebelumnya.
Gelombang ketiga ini dipicu oleh sejumlah faktor. Baik faktor peningkatan mobilitas dimasyarakat maupun protokol kesehatan yang abai di tengah pelonggaran pembatasan.
Meski demikian, Kementerian Kesehatan RI meyakini kasus rawat inap hingga kematian pada gelombang ketiga dapat dicegah. Menuyus cakupan vaksinasi Corona yang terus digalang.
“Kalau kita bandingkan dengan periode pertama yang pasti kemungkinan akan lebih tinggi, karena kita tahu jenis virusnya berbeda, bahkan kita tahu mengalami yang jauh lebih tinggi kasusnya di bulan Juli kemarin bahkan sampai 54 ribu kasus terkonfirmasi positif COVID-19,” kata juru bicara vaksinasi COVID-19 dr Siti Nadia Tarmizi.
Dijelaskan, karena perlindungan dari vaksinasi tidak mencapai 100 persen, maka masih terbuka kemungkinan terjadinya peningkatan kasus. Untuk itu, masyarakat diminta tidak euforia dalam fase pelonggaran kegiatan pembatasan ini agar laju penularan di gelombang ketiga COVID-19 datap ditahan.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah mengatakan vaksinasi di Indonesia mencapai hampir 172 juta dosis hingga Senin (18/10).
”Hari ini kita sudah mencapai vaksinasi hampir 172 juta dosis, sekitar hampir 52% dari yang ditargetkan,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (18/10).
Dari 171,9 juta dosis itu, sebanyak 108,4 juta masyarakat Indonesia sudah mendapatkan akses vaksinasi dosis pertama, dan 63,5 juta sudah mendapatkan akses vaksinasi lengkap atau 2 dosis.
Pada kesempatan itu, Menkes Budi mengabarkan Indonesia berhasil menembus angka 2 juta per hari selama 6 hari, yakni tanggal 22, 23, 29 bulan September dan tanggal 13, 14, 30 bulan Oktober
”Dengan laju seperti ini diperkirakan sampai dengan akhir tahun kita bisa mencapai mendekati 300 juta suntikan, dan 168 juta masyarakat kita sudah bisa disuntik dari target 208 juta atau 80,5% bisa mendapatkan akses ke suntikan dosis pertama,” ucap Budi, dikutip mediakita dari laman resmi kemenkes, Jumat (22/10/2021).
Ia menambahkan, diperkirakan untuk dosis kedua atau vaksinasi lengkap bisa menyentuh angka 122 juta orang atau sekitar 59% dari target populasi kita sebanyan 208 juta orang di atas 12 tahun.