Jokowi Sapa Masyarakat Toraja, Malapu-Lapu’ Sia Komi? Apa Maknanya?

Bandara Buntu Kunik Toraja (foto:Pemprov Sulsesl

TORAJA, mediakita.coPresiden Joko Widodo hari ini mengunjungi Tana Toraja untuk meresmikan bandara baru Buntu Kunik yang terletak Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan. Bandara yang kebanggaan masyarakat Toraja tersebut direncanakan  dan dimulai pembangunannya di era pemerintahan Syahrul Yasin Limpo sebagai Gubernur Sulawesi Selatan lalu dilanjutkan Nurdin Abdullah.

Bandara tersebut dibangun dengan anggaran sistem multiyear sejak 2018-2020. Anggaran 2018 sebesar 160 miliar rupiah, 2019 sebesar 250 miliar rupiah dan 2020 170 miliar rupah. Dengan anggaran yang cukup spektakuler tersebut, bandara yang membelah bukit tersebut dapat diselesaikan dan hari ini diresmikan Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo sebelum berangkat ke Toraja melalui akun Facebooknya ‘Presiden Joko Widodo’ menyapa masyarakat Toraja dengan ungkapan, ‘Selamat pagi Toraja, malapu’-lapu’ sia komi?’ yang artinya ‘Selmat pagi Toraja, apakah kamu sehat-sehat saja?’

Secara sosiologis salam khas Toraja ini dikontruksi dari aktivitas nenek moyang orang Toraja sebagai masyarakat agraris. Kata “malapu’” itu adalah penyebutan terhadap padi atau tanaman lain yang buahnya unggul atau padat isinya. ‘Malapu’ adalah lawan kata dari ‘Malangko (tidak berisi). Padi atau tanaman yang buanya “‘malapu’” berarti itu pertanda bahwa padi atau tanaman tersebut sehat pertumbuhannya.

Ungkapan ‘Malapu’-lapu’ sia komi?’ dalam masyarakat Toraja yang diungkapkan kepada manusia berarti ‘apakah sehat-sehat saja? Bukan sekedar sehat secara fisik tetapi ‘sehat’ dalam segala hal. Ungkapan ini biasa didahului dengan ungkapan ‘Apa kareba? (apa kabar?) lalu dilanjutkan dengan kalimat, ‘Malapu-lapu’ sia komi?’. Ungkapan ini biasanya hanya digunakan kepada mereka yang sudah dikenal khususnya kepada orangtua, saudara, keluarga dekat, sahabat, dll.

Bacaan Lainnya

Jadi dari ungkapan tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat Toraja itu adalah masyarakat bergenetika agraris. Karena itu pendekatan-pendekatan pembangunan di Toraja seharusnya juga dibangun berdasarkan pendekatan genetika masyarakat Toraja. Masyarakat agraris dengan budayanya yang unik.

Sebagai orang Toraja saya berharap Presiden Jokowi tidak hanya menyapa Toraja dengan ungkapan khas Toraja tetapi juga mengerti genetika budaya yang mengkotruksi masyarakat Toraja sehingga pembangunan yang dilakukan dapat membuat masyarakat Toraja menjadi “‘Malapu’”. Malapu’ otakna (berisi otaknya), malapu’/kaissi sepu’na (sehat ekonominya), malapu’ kalena (sehat fisiknya), dll. (Piter Randan B/mediakita.co)

 

 

Pos terkait