NASIONAL, mediakita.co– Usai membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ormas dengan orientasi ideologi khilafah pada 19 Juli tahun 2017 silam, Pemerintah tengah menggodog aturan mengenai pelarangan bagi individu yang menyebarkan faham khilafah.
Hal itu disampaiakan oleh Menko Polhukam Wiranto pada saat memberikan pembekalan di Lembaga Ketahanan Negara Lemhanas, Jakarta Pusat Jumat(13/9/19) kemarin.
Panglima ABRI era Pak Harto itu berujar meskipun HTI sudah dibubarkan tetapi secara individu simpatisanya tetap bergerak menyebarkan faham khilafah yang membahayakan keutuhan NKRI.
“Setelah HTI dibubarkan apa enggak ada masalah lagi? Masih, karena yang dilarang itu organisasinya. Namun individunya masih bergerak, “ujarnya. Dilansir dari Kompas.com
Wiranto menyebutkan, pembubaran ormas HTI oleh pemerintah sejatinya harus diikuti dengan pelarangan secara individual bagi mereka-mereka yang sebarkan ideologi khilafah.
“Pembubaran organisasi HTI oleh Pemerintah sejatinya harus diimbangi dengan mengawasi penyebaran ideologi khilafah yang dilakuka secara individual, “Sebut Wiranto menambahkan.
Ditempat terpisah, Ketua PBNU Robikin Emhas SH, MH mengatakan PBNU mendukung seluruh upaya Pemerintah untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
“Prinsipnya NU mendukung seluruh upaya mempertahankan keutuhan NKRI dan menentang setiap gerakan yang memporak-porandakan keutuhan NKRI, “katanya pada Jumat (13/9/19) Dikutip dari detik.com
Hizbut Tahrir Indonesia resmi dibubarkan pada tahun tanggal 19 Juli 2017 yang lalu. Keputusan tidak poluler itu diambil oleh Presiden Jokowi meskipun dengan resiko politik tinggi.
Wiranto mengatakan, HTI sudah lama hidup dengan ideologi yang berbeda dengan pancasila namun karena ada kepentingan politik maka dibiarkan. Namun Wiranto acungi jempol kepada Presiden Jokowi sebab tatkala dilapori soal gerakan dan ideologi HTI Jokowi merspon dan menyetujui pembubaran HTI.
“Kemarin salah satu acongan jempol saya pada Pak Jokowi adalah tatkala saya lapori bahwa harus kita bubarkan HTI beliau setuju. Walaupun resiko politiknya tinggi, beliau mengambil keputusan itu, “kata Wiranto.
Penulis:Nur Iman
Sumber:Kompas.com/detik.com
