RANDUDONGKAL, mediakita.co – Sejak sistem pembuatan e-KTP tengah terjadi beberapa masalah teknis pembuatan e-KTP. Seperti molornya pembuatan hingga sampai dua bulan, tak kunjung jadi.
hal ini membuat sebagian penduduk di kecamatan Randudongkal meresahkan lamanya pembuatan e-KTP tersebut. lantaran melebihi batas waktu yang ditentukan, tak kunjung datang wujud fisik e-KTP itu. selain itu juga tidak ada kepastian dari dinas bahwa e-KTP jadi sampai waktu yang tidak ditentukan olehnya.
“ini sudah yang ketiga kalinya saya datang ke kantor kecamatan, tapi hasilnya sama, belum jadi. Blangkonya habis, padahal saya datang ke sini sesuai tanggal yang tertera pada surat pengambilan e-KTP ini. Kata Turipah (56) warga Asal kejene, Randudongkal, Pemalang.
Turipah mengeluhkan terhadap ketidakpastian kunjung jadinya e-KTP tersebut. Pasalnya, kata dia, harus bolak-balik sampai tiga kali untuk mengambil e-KTP yang tak kunjung jadi itu.
“kalau seperti ini terus ya saya rugi waktu, rugi tenaga, dan rugi ongkos. Tapi tadi saya sudah bilang sama petugasnya, kalau semisal nanti jadi tinggal dititipkan sama orang balai desa saja. Repot kalau seperti ini terus”. Keluhnya.
Di sisi lain kendala rusaknya sistem elektronik dan habisnya blangko KTP tak membuat resah bagi sebagian masyarakat yang membayar seikhlasnya kepada petugas. Pasalnya dengan membayar sejumlah uang, e-KTP bisa segera dimiliki secepatnya.
“Sebenarnya e-KTP jadinya satu bulan dan geratis, namun pas waktu itu saya berinisiatif untuk mengambil e-KTP nya lebih awal,’karena buat melamar pekerjaan. Tapi iya bisa langsung jadi dengan membayar uang seikhlasnya, tanpa menunggu waktu satu bulan lebih.”. kata Anis warga Randudongkal.
kendati demikian, Fahrudin selaku programer e-KTP dan KK di Kecamatan Randudongkal ini membantah adanya pungli dalam pembuatan e-KTP tersebut. “Itu tidak benar, tidak ada yang dipercepat dalam pembuatan e-KTP- ini, juga tidak ada pungli. Semua memang menunggu karena terkendala sistem server pusat yang sedang error beberapa waktu lalu dan kehabisan blangko”. Katanya. (Ikhrom/Ed: Mas Iben)
