ajibpol
NASIONAL

Paskah dan Spirit Kebangkitan

Mediakita.co, Opini: Perayaan Paskah pada Perjanjian Baru (New Testament) mengacu pada kematian dan kebangkitan Yesus. Kematian dan kebangkitan-Nya merupakan karya Allah bagi penyelamatan umat manusia. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa sehingga kehilangan kemuliaan Allah. Oleh karena itu Allah berinisiatif untuk menebus manusia dari belenggu dosa. Umat manusia merupakan karya penebusan dan menjadi layak di hadapan Allah.
Kesengsaraan dan penderitaan-Nya yang dialami sepanjang Via Dolorosa hingga mati di atas kayu salib di Kalvari, adalah bukti cinta kasih Tuhan. DIA yang mau menanggung dosa manusia berupa maut. Namun pada hari yang ketiga, DIA bangkit dan mengalahkan kuasa maut, demi penebusan manusia dari perbudakan dosa. Kebangkitan-Nya melambangkan kemerdekaan manusia sebagai ciptaan Allah yang utuh dan sempurna.
Tak ada lagi penghambaan dan perbudakan dosa di dalam Kristus. Sebab barangsiapa yang percaya kepada-Nya tidak akan binasa dan terikat dalam kefanaan dosa. Manusia telah dibebaskan dan tertebus oleh kematian dan kebangkitan-Nya. Darah yang tercurah di Bukit Golgota merupakan meterai kasih Allah yang membasuh dosa manusia. Kubur yang kosong serta pemberitaan tentang kebangkitan-Nya, adalah sebuah penyataan pembebasan manusia dari kuasa maut.

Refleksi Kekinian
Krisis semesta dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan dan ketertiban umum, hukum dan HAM, diakibatkan karena kita masih hidup dalam perbudakan dosa. Kesadaran beragama mestinya berbanding lurus dengan kesalehan sosial sebagai sebuah bentuk perwujudan keberagamaan yang fungsional. Bahwa kita sebagai bangsa yang majemuk dapat hidup berdampingan dalam semangat toleransi.
Transparancy International menempatkan Indonesia dalam daftar negara terkorup di dunia. Korupsi telah merasuki di setiap segmen kehidupan berbangsa dan bernegara. Prilaku korup ditemukan di berbagai institusi yang ada. Korupsi sebagai kejahatan luarbiasa, nyatanya masih terus ditemukan di berbagai pemberitaan media.
Era demokrasi dalam sistem pemilu yang dianggap lebih jujur dan transparan nyatanya belum membawa angin perubahan yang berarti. Pemilu lebih diartikan pesta demokrasi bagi elit-elit, ketimbang sebagai cermin reflektif kerja sosial bagi rakyat selama lima tahun sebelumnya.. Suksesi kepemimpinan nasional dan dalam konteks lokal yang diharapkan dapat membawa perubahan belumlah memenuhi ekspektasi publik yang demikian tinggi. Popularitas yang tinggi tidak serta merta menjadi garansi kepemimpinan yang seperti diharapkan untuk membawa perubahan.
Pendapatan riil masyarakat menjadi menurun akibat inflasi yang terus naik. Harga-harga sembako terus melejit menyebabkan rakyat kelas bawah kian tercekik. Belum lagi dengan berbagai kebutuhan yang kian meningkat dan tak terjangkau. Di sinilah arti dan peran strategis pemerintah diharapkan kehadirannya sebagai regulator bagi pembangunan ekonomi dan keadilan bagi rakyatnya.
Kita mengalami krisis identitas sosial sebagai sebuah negara bangsa. Ada begitu banyak orang, termasuk kaum muda, yang tak lagi bangga sebagai bangsa Indonesia. Kelekatan sosial dalam nilai-nilai Pancasila yang mampu merekatkan keberbedaan suku, agama, dan budaya menjadi kesatuan perasaan yang utuh sebagai sebuah negara bangsa, kian luntur dan semakin hilang dari ingatan bersama bangsa ini. Seyogyanya semangat persatuan dan kesatuan, Sintuwu Maroso, merupakan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh pendahulu kita untuk dihidukan serta dikontekstualisasikan ke dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di kekinian.

Baca Juga :  Siklus Politik 5 Tahunan Akan Datang Kembali, Pesta Demokrasi atau Kepentingan Oligarki?

Spirit Kebangkitan
Paskah membawa suatu spirit dalam kehidupan manusia. Spirit Kebangkitan yang membuka belenggu keterikatan manusia dari dosa. Dosa yang dapat membuat hidup manusia terkungkung dan terkekang. Bahkan dosa itu menjadikan manusia hidup dalam perbudakan dan penghambaan. Spirit Kebangkitan adalah sikap dan perspektif yang dilandasi oleh perasaan kebersamaan senasib sepenanggungan dan rela berkorban demi kemaslahatan umat manusia.
Hikmah paskah menjadikan kita sebagai sebuah komunitas Imani yang berpengharapan. Pengharapan yang kuat bagai sauh di tengah samudera tantangan dan ancaman dunia ini. Memberikan suatu keyakinan bahwa kita mempunyai masa depan yang gemilang dan harapan yang tidak akan sirna. Harapan akan kehidupan yang lebih baik dalam proses ikhtiar yang tanpa henti.
Paskah menjadi momentum kebangkitan harapan kita di tengah-tengah kehidupan yang berasa sulit dan melilit. Kitapun sebagai umat-Nya dituntut untuk dapat melakoni tugas dan tanggungjawab di tengah-tengah dunia ini. Ikut serta mewujudnyatakan Kasih-Nya kepada semua ciptaan. Cinta Kasih yang trensendental, cinta kepada Tuhan, cinta nusa bangsa dan cinta pada sesama. Mengasah kepekaaan pada lingkungan sosial kita pada mereka yang lapar, telanjang, terpenjara, dan terasing di sekitar kehidupan kita. Selamat Paskah.

Baca Juga :  Mudik dan Tradisi Islam Nusantara

Penulis adalah Ketua DPC GAMKI Kab.Poso

Artikel Lainnya