Pejuang Kedaulatan Pangan Gagas SMK Pertanian Model, Ini Kata Penggiat Pertanian

PEMALANG, mediakita.co – Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dengan kian langkanya minat pemuda Indonesia terhadap sektor pertanian. Jika tidak antisipasi secara dini, tidak mustahil kita mati kelaparan di negara hutan pangan. Resiko paling minim adalah akan menjadi budak mafia pangan.

Hal itu mengemuka dalam diskusi kecil bertajuk menggagas strategi terwujudnya kedaulatan pangan di Indonesia dimulai dari Pemalang, bertempat di kantor mediakita.co Rabu (23/9). Hadir dalam diskusi dari Yayasan Perlindungan dan Pengembangan Potensi Daerah (YLP3D) Pemalang, Relawan Jokowi, Ali Sa’roni Ketua Kordinator Nasional Pejuang Kedaulatan Pangan (KORNAS-PKP) dan Supervisor Mahasiswa Pendamping Pertanian Pemalang.

Ali Sa’roni memandang, pentingnya melakukan berbagai upaya kegiatan untuk menciptakan petani atau pengusaha muda bidang pertanian yang visioner dan profesional. Sehingga kedepan, Indonesia mampu tampil sebagai raja pertanian, perikanan, dan peternakan di seluruh dunia.

“Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) jarak jauh di Pemalang di tiap Kecamatan. Pola ini sudah dilakukan di Kabupaten Subang Jawa Barat,” paparnya.

SMK Pertanian tersebut dengan sasaran lulusan SMP atau yang sederajat, yang sudah 3 (tiga) tahun ke atas tidak melanjutkan sekolah ke tingkat SMU. Tetapi mereka memiliki keinginan untuk melanjutkan sekolah dan memiliki semangat kerja yang tinggi.

Bacaan Lainnya

“SMK pertanian ini merupakan sekolah model yang dikonsep dengan proses belajar mengajarnya tidak didalam kelas. Kelasnya ya di rumah petani dan areal pertanian,” jelasnya.

Supervisor pendamping pertanian Wahyono, memandang gagasan tersebut sebagai terobosan yang perlu dikonsolidasikan baik secara konsep maupun kesepahaman steak holder. “Saya apresiatif gagasan itu sebagai terobosan. Hanya saja, untuk membangun kesepahaman stakeholder harus segera dibuat konsep secara integral agar visi membangun generasi pertanian di Pemalang bisa terwujud.”

Dengan cara itu, menurut Wahyono, bisa menjadi salah satu terobosan untuk menggairahkan kembali minat generasi muda terhadap sektor pertanian. Sehingga ancaman laten terhadap hilangnya jati diri bangsa di sektor keberlangsungan pertanian Indonesia dapat teratasi secara dini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.