Nasional, Mediakita – Anggota DPRD Jawa Barat Abdy Yuhana mengatakan bahwa buku berjudul ‘Rute Indonesia Raya’ berisi tawaran ide dan gagasan untuk mencapai tujuan Indonesia dalam bernegara.
Ia meyakini, setiap perubahan, termasuk perbaikan dan pembangunan bangsa, bisa dilakukan melalui ide atau gagasan.
“Ini merupakan tawaran ide dan gagasan,” kata Abdy dalam peluncuran buku ‘Rute Indonesia Raya’ di Kompas Institute, Jakarta pada Jumat, 18 Agustus 2023.
Ia menerangkan, kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia mengalami terjebak dalam sebuah situasi sulit saat ini.
Menurutnya, Indonesia terjebak dalam tiga hal yakni sejarah yang belum tuntas, perdebatan tentang kesepakatan bernegara, serta euforia demokrasi.
“Kita mengalami stag di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga, ketika kita bicara bagaimana mencapai janji kemerdekaan yang di dalamnya adalah tujuan bernegara,” ucap pria yang juga Sekertaris Jenderal DPP Persatuan Alumni GMNI ini.
Ia bilang, perdebatan-perdebatan itu seharusnya tak ada lagi di tengah masyarakat, di tengah kondisi negara-negara lain yang sudah semakin maju.
Menurutnya, buku ‘Rute Indonesia Raya’ memuat rute jalan yang harus ditempuh Indonesia untuk mencapai tujuan dalam bernegara.
“Ibarat sebuah perjalanan untuk mencapai suatu tujuan kan diperlukan rute yang harus ditempuh. Dalam bernegara juga, untuk menuju tujuan bernegara itu kita harus melalui jalan yang harus ditempuh, sehingga kita menuju ke arah itu,” katanya.
“Kalau kemudian rute yang kita harus dilalui dan kemudian di situ kita justru masih stag, maka kita tidak akan maju,” katanya.
Untuk mencapai tujuan bernegara, Indonesia harus memahami beragam kondisi. Pertama, kondisi geopolitik di mana Indonesia memiliki ratusan ribu pulau, suku budaya, garis pantai terpanjang keempat di dunia, hingga potensi yang luar biasa.
Kedua, Indonesia harus memiliki satu kesepakatan tentang bernegara yang tak boleh diperdebatkan lagi.
Kemudian, kesadaran membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul karena hampir seluruh negara maju karena ditopang dengan SDM yang kuat.
“Contohnya Hongkong, Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan ada juga negara yg ditopang dengan SDA saja ya dia akan tetap tidak mampu memanfaatkan resources yang dimiliki,” kata Sekjen PA GMNI itu.
“Ada juga negara yang memiliki SDA dan ditopang dengan SDM, contohnya Norwegia, Swedia itu menjadi negara terbahagia di dunia,” sambungnya.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki, lanjut Abdy, Indonesia memiliki satu kesepakatan bernegara. Oleh karena itu, dirinya meyakini bahwa buku ‘Rute Indonesia Raya’ ini akan menjadi sebuah ide dan gagasan bagi Indonesia.
“Untuk mencapai janji kemerdekaan sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945,” ungkap Abdy.
Pada kesempatan yang sama, Philips J Vermonte, peneliti politik CSIS juga mengamini bahwa sudah saatnya politik Indonesia diisi ide dan gagasan.
Karena itu, kata Philips, saat ini dan ke depan yang dibutuhkan adalah kebijakan teknokratis. Adapun Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu mengungkapkan buku politikus PDI Perjuangan ini relevan dengan hasil survei Kompas belum lama ini yang menyatakan 40% responden mengakui 4 cita-cita berbangsa dan bernegara sesuai Pembukaan UUD 1945,
“Yakni melindungi segenap warga negara Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta dalam perdamaian dunia belum tercapai,” ucapnya.
Konsep Rute Indonesia Raya mengingatkan kembali atas tujuan bernegara. Bedah buku ini juga menghadirkan Dekan FIB Universitas Indonesia, Bondan Kanumayoso.