Sosialisasi SRG, Peserta Usulkan Adanya Intervensi Modal ke Petani

Terlihat Peserta Penuhi Tempat Duduk dalam Kegiatan Diskoperindag yang Mensosialisasikan SRG kepada Pelaku Usaha Pertanian
Terlihat Peserta Penuhi Tempat Duduk dalam Kegiatan Diskoperindag yang Mensosialisasikan SRG kepada Pelaku Usaha Pertanian

PEMALANG, mediakita.co – Diskoperindag Kabupaten Pemalang sosialisasikan Sistem Resi Gudang (SRG) kepada pelaku usaha pertanian di Gedung Dikopinda Kabupaten Pemalang.  Sosialisasi yang dilaksanakan selama 2 hari tersebut, juga mengundang para kepala Desa.

Sebagai narasumber, selain dari Bagian Perdagangan Diskoperindag, hadir Dida dari Bank Jateng, Ir. Nurul Ashar dari Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) Dispertanhub kabupaten Pemalang dan Bambang Mugiarto selaku Ketua Koperasi pengelola Gudang SRG Kabupaten Pemalang.

Dijelaskan oleh Eko dari Diskoperindag bahwa pada musim panen raya harga komoditi pertanian mengalami penurunan sehingga pendapatan petani menjadi rendah. Itu mengapa Pemerintah mengeluarkan program  program Sistem Resi Gudang (SRG).

Menurut Bambang Mugiarto, Sistem Resi Gudang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Caranya, petani melakukan tunda jual dengan menyimpan di Gudang karena harga yang cenderung rendah pada saat musim panen.

” Dengan menyimpan di Gudang SRG, maka petani akan dapat surat bukti kepemilikan barang di gudang yang disebut Resi Gudang. Selanjutnya, Resi Gudang itu bisa dijaminkan ke bank dengan suku bunga 0,5 % per bulan, dengan plafon 70 % dari nilai barang yang di simpan,” ungkapnya

Bacaan Lainnya

” Dana talangan termasuk segala hal yang menyangkut teknis pasca panen memang diperlukan untuk mencerabut akar persoalan yang dihadapi petani. Dengan basis kelompok, gapoktan dan koperasi itulah diharapkan bisa mengurai persoalan itu,” jelasnya.

Menurut Imam, salah seorang peserta dari BPP Comal menyampaikan sikap pesimisnya kecuali Koperasi SRG mau melakukan pembelian ke petani. Sebab menurutnya, petani rata-rata menggarap sawah hanya seluas 0,2 ha. Mereka tidak mempunyai lahan jemur dan biasanya memilih di jual di sawah karena alasan kebutuhan.

Menanggapi itu, Bambang menyatakan itulah mengapa dalam paparannya pentingnya intervensi steak holder. Ia mengakui, bahwa masalah klasik di petani masih menjadi kendala. Kehadiran kelompok tani, untuk memfasilitasi petani mengelola hasil produksinya pasca panen sangat penting.

Seperti diketahui, SRG Pemalang tahun lalu termasuk yang terbaik di Jawa Tengah. Di Tingkat Nasional, SRG Pemalang menduduki peringkat yang terbaik ke 3.

Penulis : M. Aries Maulana

Redaksi : mediakita.co

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.