JAKARTA, mediakita.co- Selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, ditemukan 1.000 lebih sekolah yang menjadi klaster Covid-19. Dari teuan itu, tercatat sebanyak 7.287 guru dan 15.456 siswa terpapar virus corona.
Meski demikian, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan pihaknya tidak akan menghentikan PTM terbatas. Nadiem menyatakan bahwa Kemendikbudristek akan memastikan terus memonitor kasus penyebaran dan penularan Covid-19 di sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka.
“Itu terus kita monitor. Bukan berarti PTM-nya akan diundur, masih harus jalan. PTM terbatas masih dilanjutkan,” kata Nadiem, Kamis (23/9/2021).
Untuk itu, sekolah yang melaksnakan PTM terbatas diminta menguatkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Lebih penting, sekolah diminta untuk terbuka kepada pemerintah terkait kondisi di lingkungannya.
“Protokol kesehatan harus dikuatkan, tapi sekolahnya masing-masing kalau ada kasus klaster ya harus ditutup segera,” kata Nadiem.
Dikutip mediakita dari https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/kesiapanbelajar/ pada Kamis, 23 September 2021, tentang hasil survei internal Kemendikbudristek, klaster penularan Covid-19 terbanyak pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Tercatat, penularan di SD mencapai 583 sekolah atau 2,77 persen dari jumlah satuan pendidikan yang mengisi survei.
Sementara, selama pelaksanaan PTM terbatas jumlah guru sebanyak 3.166 orang. Sedangkan untuk peserta didik SD sebanyak 6.928 siswa.
Dari data tersebut, mengungkap klaster di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebanyak 251 sekolah (1,91 %). Jumlah guru PAUD yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 956 orang. Sedagkan peserta didik PAUD yang terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 2.006 siswa.
Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), klaster Covid ditemukan sebanyak 244 sekolah (3,42%). Jumlah guru terinfeksi Covid-19 selama PTM terbatas sebanyak 1.482 orang dan peserta didik SMP yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 2.201 siswa.
Selanjutnya, pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) klaster penularan Covid-19 ditemukan sebanyak 109 sekolah (4,55 %). Sebanyak 797 guru ditemukan terinfeksi Covid-19 selama PTM terbatas, dan 1.934 siswa yang terkonfirmasi virus Covid-19.
Disaat yang sama, klaster pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 71 sekolah (3,07 %). Sebanyak 605 guru dan 1.590 siswa SMK terkonfirmasi Covid-19.
Dan terakhir terdapat 13 Sekolah Luar Biasa (SLB) menjadi klaster Covid-19 atau 3,27 persen dengan rincian 135 guru dan 112 terpapar corona.
Kasus serupa terjadi di Sekolah Luar Biasa (SLB). Data survey itu menyebutkan, setidaknya ada 13 SLB menjadi klaster Covid-19 (3,27 %). Dari angka itu, sebanyak 135 guru dan 112 siswa terkonfirmasi Covid-19 selama PTM terbatas.
Oleh : Redaksi-01/mediakita.co