Warungpring, Mediakita.co – Gebyar kemerdekaan hingga kini masih semarak. Kemeriahan hari kemerdekaan dinikmati oleh semua kalangan. Manjat pucang masih populer apalagi bila syarat berdandan dan mengenakan daster dikenakan. Berikut ceritanya uniknya?
Lomba Manjat Pucang atau panjat pinang menjadi berbeda di Dukuh Pamulian, Kecamatan Warungpring ini, Hal ini lantaran aturan berdandan dan mengenakan daster diwajibkan untuk para peserta. Tapi meski peserta berdandan ala ibu-ibu rumah tangga, tenaga panjatnya tetap perkasa.
Ketua RT setempat, Parno(60), mengatakan, kenapa peraturan tambahan diberlakukan lantaran bila lomba pucang biasa terlalu monoton. “gitu-gitu saja, monoton,” ujar dia.
BACA JUGA :
Jajanan Pasar, Potensi Kekuatan Ekonomi Desa
Ongol-Ongol Galau Jadi Idola Pengunjung
PL Mesum di Kostan Digerebek
Nah dengan ide tersebut panitia berharap perlombaan yang diadakan mampu menarik lebih banyak penonton dan gelak tawa, nyatanya memang betul dengan menggunakan daster serta make up yang alakadarnya itu mampu membuat penonton tertawa sepanjang perlombaan.
Dengan mengenakan daster rupanya membuat kesulitan untuk memanjat lebih rumit. Perlombaan manjat pucang pun, yang biasanya selesai satu hingga dua kini membutuhkan waktu ekstra hingga hampir tiga jam.
“Saya sudah berusaha sekuat tenaga tapi karena daster yang saya pakai, saya jadi agak susah untuk mengambil posisi yang baik,” ucap Bayu, salah satu peserta lomba.