BANTEN, mediakita.co- Sholawat dari ribuan masyarakat Banten menggema dalam menyambut kedatangan Ganjar Pranowo, saat ziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin dikawasan Banten Lama, Minggu (28/5/2023).
Masyarakat begitu antusias saat calon presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan dan PPP itu tiba dikawasan makam Sultan Hasanuddin Banten yang kiprahnya sangat besar dalam syiar Islam di tanah tataran kerajaan Sunda.
Ganjar Pranowo disela kunjungan ke wilayah Banten, menyempatkan untuk berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin, disela kunjungannya untuk konsolidasi dengan elite politik PDI-P dan PPP wilayah Banten serta temu muka dengan kelompok relawan Ganjar se-Banten, dan dalam kunjungannya itu didampingi sejumlah tokoh agama dan tokoh kesultanan Banten, Ganjar yang mengenakan baju putih dan berpeci hitam motif batik, berdoa secara khusyuk di makam putra Syeikh Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Gunung Djati.
Cukup lama Ganjar berziarah di makam Sultan Maulana Hasanuddin. Usai ziarah, ia keluar untuk menyapa ribuan masyarakat yang menunggunya di Aula luar kompleks makam Sultan Hasanuddin Banten.
Nama Ganjar langsung menggema begitu ia keluar daru makam. Masyarakat yang menunggu sejak pagi langsung merangsek ke arah Ganjar. Mereka rela berdesakan demi bersalaman dan foto bersama suami Siti Atikoh itu.
“Pak, ingin foto pak. Duh Pak Ganjar kasep pisan (pak mau foto pak, duh pa Ganjar ganteng sekali). Presiden kita ini,” teriak salah satu warga yang berkerumun di luar kompleks pemakaman Sultan Banten.
Ganjar menyambut baik sambutan warga Banten yang sangat antusias padanya. Ia menyempatkan menyapa ribuan masyarakat untuk menyampaikan ucapan terima kasih.
“Bapak ibu, terima kasih atas sambutan yang luar biasa. Hari ini kita berada di tempat bersejarah ini untuk mendoakan Maulana Hasanuddin. Tentu ini wujud penghormatan dan terima kasih kita atas jasa-jasa beliau,” kata Ganjar.
Selain ziarah, kesempatan ini lanjut Ganjar bisa menjadi ajang pembelajaran akan sejarah. Banyak nilai-nilai yang diajarkan oleh para pendahulu yang masih relevan hingga saat ini.
“Termasuk di sini, kita belajar tentang sebuah toleransi. Bagaimana Sultan Hasanuddin Banten telah mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan. Karena di sekitar Kesultanan Banten ini, saya lihat ada Kelenteng yang sejak dulu sampai sekarang tetap dipertahankan,” ucapnya.
Sultan Maulana Hasanuddin lanjut Ganjar, telah mengajarkan bagaimana hidup berdampingan dengan damai. Saling menghormati, menghargai dan saling menjaga persaudaraan.
“Kalau kita bukan seagama, kita bukan sesuku atau segolongan tidak apa-apa. Yang penting kita sama-sama manusia yang punya rasa kemanusiaan,” terangnya. (*/Ist)