OPINI, Mediakita.co,- Manusia diciptakan Allah dan diberi kuasa atas ciptaanNya, ”…penuhilah bumi dan taklukkan itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi” (Kejadian 1:28). Ayat ini dapat dipahami bahwa Allah memberi kekuasan kepada manusia atas ciptaan-Nya yang lain.
Dan Firman Allah yang berkaitan dengan hubungan antar manusia ciptaanNya tersebut, artinya bahwa saat seorang Herodian bertanya kepada Yesus; ”Katakanlah kepada kami pendapatMu, “Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” , lalu kata Yesus; ”Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”.
Dapat dimengerti bahwa manusia (sebagai warga negara) dalam memenuhi kewajibannya harus dipahami secara proporsional. Jika itu urusan negara, maka kepada negaralah warga negara tersebut memenuhi kewajibannya, dan begitu pula jika urusan rohani maka kepada Sang Penciptalah warga negara tersebut memenuhi kewajibannya.
Sebagai gereja, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) meyakini demokrasi sebagai kendaraan terbaik menuju kemajuan dan kebaikan bangsa, sebab itu PGI mendorong agar seluruh warga gereja berpartisipasi penuh dalam Pemilu 2024 dengan menggunakan hak pilihnya sesuai hati nurani.
Meskipun praktik demokrasi dalam Pemilu di Indonesia masih memunculkan kekhawatiran, seperti masih maraknya politik uang. Hal ini tentu mengurangi kualitas dari demokrasi itu sendiri.
Apa Itu Politik?
Politik merupakan fenomena yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Istilah politik adalah bagaimana cara negara diatur, serta cara pemerintah membuat aturan dan hukum. Politik merupakan konsep yang sudah diperkenalkan sejak zaman Yunani.
Adapun konsep politik dicetuskan oleh Plato dan Aristoteles, dan Pemilihan Umum adalah suatu perangkat politik sebagai sarana demokrasi guna mewujudkan sistem pemerintahan negara yang berkedaulatan rakyat. Konsepnya; Pemerintah negara yang dibentuk melalui Pemilihan Umum itu adalah yang berasal dari rakyat, dijalankan sesuai dengan kehendak rakyat dan diabdikan untuk kesejahteraan rakyat.
Beberapa Definisi Politik sebagai berikut.
Gabriel A. Amon:
Pengertian politik adalah kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan keputusan publik pada masyarakat tertentu di wilayah tertentu, dimana kendali disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif dan koersif.
Aristoteles:
Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.
Miriam Budiardjo:
Politik adalah kegiatan berbagai macam sistem politik dalam negara yang menyangkut proses menentukan tujuan dari sistem dan melaksanakan tujuan itu.
Ramlan Surbakti:
Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangkan pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Pemilu, Momentum Tata Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemilu menjadi peristiwa penting dan menarik bagi setiap warga negara. Pemilu juga memiliki makna bahwa negara tersebut eksis, karena yang dipahami adanya suatu negara adalah jika adanya suatu negara memiliki; wilayah, rakyat dan pemerintahan.
Pemilu adalah salah satu mekanisme pengelolaan suatu negara. Pemilu adalah suatu momentum warga negara untuk menentukan para pimpinan negara melalui penyaluran hak politiknya kepada perwakilan rakyat, dengan harapan terjadi sistem pemerintahan yang lebih baik dan harapan tersebut disalurkan melalui perwakilan kepada para wakil rakyat, baik ditingkat lokal, wilayah maupun nasional (Pada Pemilu 2024 ini terdiri dari Pemilu Legislatif; DPR, DPD, DPRD, Provinsi dan DPRD Kabupaten, dan dilaksanakan pula Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, juga Pemilihan Kepala Daerah. (Menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Republik Indonesia No. 7 Tahun 2017).
Generasi Z
Anggota KPU August Mellaz mengaku khawatir masih rendahnya indeks kepercayaan anak muda terhadap parpol, yaitu sebesar 32,67 %. Dominasi jumlah pemilih dari kalangan generasi milenial pada 2024 menunjukkan bahwa kaum muda adalah pemangku kepentingan yang sesungguhnya.
Ketidakpuasan kaum muda terhadap partai politik atau politisi dalam mewakili aspirasi masyarakat, indikatornya adalah hasil survei tercatat 52,7 % menyatakan demikian. Karena itu sangat dibutuhkan pendidikan pemilih yang baik dan berkesinambungan untuk meningkatkan pemahaman para pemilih pemula.
Sekitar 110 juta orang atau 55-56 % penduduk Indonesia dengan rentang usia 20-44 tahun, diperkirakan berpartisipasi dalam Pemilu 2024.
Politik Identitas, Degradasi Kualitas Demokrasi
Salah satu hak terpenting warga negara setiap orang untuk menentukan pilihan politik termasuk pilihan menentukan pemimpin yang akan mengambil tanggung jawab kebijakan negara. Salah satu dari hak mendasar itu terwujud melalui hak pilih universal. Pemilihan umum dalam konteks Indonesia tidak seindah harapan di atas.
Pengalaman Pemilu Nasional Indonesia tahun 2014 dan 2019 direcoki dengan politik identitas agama yang memuakkan. Pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2017 juga tidak luput dari sasaran politik identitas agama. Rakyat pemilih bahkan muak melanjutkan proses demokrasi karena kampanye hitam dan kotor merusak batin Rakyat di Pemilu. Postur demokrasi yang masih belum kuat malah semakin terpuruk. Dinamika demokrasi Indonesia yang memprihatinkan.
Faktor penyebab kerentanan dalam keberagaman: 1. Pertentangan Antar Budaya; 2. Kecemburuan Sosial; 3. Rasa Tidak Senang Terhadap Perbedaan; 4. Perubahan Nilai Budaya.
Keberagaman menjadi masalah, dikarenakan pemahaman negatif terhadap perbedaan, namun jika keberagaman tersebut dipahami sebagai keunikan – talenta dari masing-masing etnis, maka keberagaman itu adalah nilai lebih dari NKRI.
Keberagaman akan berkembang destruktif jika warga negara tidak berorientasi kepada kesatuan dalam Kebhinekaan Negri ini, namun jika keberagaman dipahami seakan pelangi; kumpulan berbagai warna yang teratur serasi-indah, maka semakin damai-sejahteralah sebagai warga negara di Bumi Pertiwi ini.
Sekali lagi, Pemilu 2024 Tentukan Masa Depan Bangsa
Presiden Joko Widodo menyebut pelaksanaan Pemilu 2024 merupakan momen politik yang sangat penting. Menurut dia, ini menjadi pesta demokrasi yang terbesar karena diselenggarakan secara serentak. Juga mengatakan “ Pelaksanaan Pemilu 2024 akan melibatkan jumlah pemilih yang besar; hitungan terakhir 189 juta pemilih yang nyoblos pada saat yang sama dengan waktu kira-kira hanya 6 jam, mulai jam 07.00 sampai jam 13.00” .
Di dalam bilik coblos di TPS yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit, namun peristiwa yang sesingkat itu akan menentukan nasib bangsa 5 tahun ke depan. Mari kita renungkan.
Drs. Djojo Dewantoro Pamungkas, M.Kes.
Pegiat sosial-kesehatan masyarakat Salatiga