Abakabra Pendidikan

Tiupan angin yang menghampiri api dapat mebuatnya mati atau menambah kobaran api tersebut, tergantung apa yang terbakar dari si api tersebut, kalau ia berupa ranting pohon yang kering maka akan menambah kobarannya. Demikinan pula dengan pendidikan, faktor angin adalah komposisi penerapan model/pendekatan pengajaran pendidik ke peserta didik. Dan apa yang dibakar api adalah bentuk hasil yang diciptakan oleh pengajar tumbuh menjadi kobaran atau tidak bisa dibakar seperti ranting yang basah. Pendidikan bertugas sebagai pengembang ilmu dan pemerhati pengetahuan, pembejaran disekolah menjadi bahasa yang umum adanya peserta didik (siswa) dan pengajar (guru). bahwasanya diantara empat kompetensi pengajar yang tertera di UU no 14 tahun 2005 yaitu Kompetensi Pedagogig atau sebagai pendidik.

Guru merumuskan pembelajaran dan menyatakan capian indikator penilaian pada umumnya selalu menggunakan afektif, psikomotor dan kognitif. Dalam penerapan pengajaran kelas, angin kurikulum 2013 dianggap seolah-olah memberi peluang dalam keaktifan yang ada oleh si peserta didik. Tatapi pada realitanya peninggalan pengajaran yang ada adalah selalu sama yaitu tenaga pendidikan dalam penerapan pengajaran metode 90% adalah ceramah, padahal dalam rangka penerapan pendidikan formal yang ada didalam sekolah atau di universitas adalah pagelaran yang alas fondasinya ilmiah, rasional masuk akal  untuk dapat mewujudkan pengatahuan kedalam tindakan sebagai tendensi peserta didik untuk mengembangkan pemikiran yang menghasilkan kreatifitas (psikomotor)..

Berdasarkan survei  Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2000 dengan membandingkan pelajar usia 15 tahun dari berbagai negara, Finlandia meraih peringkat teratas berturut-turut sampai 2014. Sedangkan Indonesia selalu dibawah angka 10. Dalam menggunakan perbandingan usia Psikolog Standley hall mengemukakan bahwa diusia 15 tahun masa terjadinya krisis identitas atau pencarian diri terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian.

Sebagian mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial Salah satu topik yang paling sering dipertanyakan oleh individu pada usia demikian adalah masalah “Siapakah Saya?” Pertanyaan itu sah dan normal adanya karena pada masa ini kesadaran diri (self-awareness) dan Elliot Turiel 1978 menilai diusia yang demikian adalah kemampuan untuk membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah malasah popoler yang berkenaan dengan lingkungan mereka, membangdingan hal-hal yang ditanamkan padanya sebelumnya Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain.

Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak. akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.  Sebagian besar  mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya..

Bacaan Lainnya

 

Tidak ada anak bodoh           
Sekolah-sekolah di Finlandia dalam mengevaluasi anak-anak tidak menggunakan  sistem perangkingan. baik ranking kelas maupun sekolah karena hanya akan mengolongkan anak-anak menjadi kelompok anak pintar dan satunya lagi kelompok anak bodoh. Mereka percaya bahwa setiap anak adalah hebat, setiap anak adalah pintar, setiap anak adalah ranking satu semuanya. Bahkan tidak ada yang dinamakan ulangan harian, semester atapun pekerjaan rumah (PR)

 

Keadaan Sosial

Apa yang terkandung didalam ilmu dan pengetahuan perlu digaris bawahi dengan tepat, agar penerapan pembelajaran tidak dimaknai hanya untuk mengetahui apalagi mengahafal, kita lihat apa yang terjadi dipengajaran pendidik, mengahafal dan mengetahui menjadi jurus sulap abrakatabra untuk memberikan penilaian. Lazimnya hanya cukup pada tataran seseorang mengerti apa itu rumus A atau Kejadian B. Mengenai pengethuan adalah (knowledge) menangkap tanpa ragu, sedangkan ilmu (science) mengehendaki lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut oleh pengetahuan. Sirama mengetahui bahwa pelampung kailnya selalu terapung di air, ia akan membantah jika dikatakan gabus pelampung itu tenggelam. Yang demikian ini adalah “pengetahuan” baginya.

Manakala kemudian mengetahui bahwa BJ (berat jenis) pelampung lebih kecil dari dari BJ air dan ini mengakibatkan pelampung itu terapung, maka hal ini menjadi “ilmu” hal yang demikian dimaksudnya adalah kognitif dalam artian ranah yang mencakup otak. Rian tidak melakukan pencurian mangga tetangganya karena dilarang maka hal tersebut berupa pengetahuan. Selama ia tidak sampai menempus keterangan mencuri adalah tindakana yang dilarang oleh negara, bahwasaya telah disebut dalam pasal 362 KUHP. Barang siapa mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain dengan maksud untuk memiliki barang tersebut dengan melawan hukum, dipidana karena pencurian dengan hukuman penjara selama-lamanya 5 tahun atau denda setinggi-tingginya Rp. 900,00. Negara menghendaki adanya kepemilikan pribadi oleh karena itu mencuri dilarang, maka capian sesuatu tersebut adalah ilmu.

Kerangka kognitif berafirmasi dengan afektik, pengetahuan didalam otak memberikan watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Lah kalau disekolah hanya diberikan “Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan. Bukan pertukaran pikiran. Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, dan bukan ilmu latihan menguraikan. Daya hidup telah diganti oleh nafsu. Pencerahan telah diganti oleh pembatasan” seperti W.S Rendra lantunkan. Maka apa yang diciptakan dari pendidikan? Generasi muda gagap menangkap permasalahan kehidupan. Dan terngiang sebagai barisan stagnan. Pendidikan bukan sesuatu untuk mengkultuskan. Pengembangan sudah saatnya diposisikan menjadi hal terdepan, sebagai pendidik adalah tugasnya sebagai pengantar metode berfikir, dorongan penuh untuk peserta didik mempunyai visi. Agar ia terpatri untuk kritis atas sebuah kondisi dan pemberi alternatif solusi.

 

 

 

BUNASIR

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.