JAKARTA, mediakita.co – Gubernur Anies Baswedan melalui akun media sosialnya mengatakan kematian itu bukan sekadar angka statistik.
Anies menyebut bahwa kematian itu tentang orang-orang yang tadinya sehat dan bisa berkumpul dengan keluarga tapi kini terpisah untuk selamanya.
Menurut Anies bahwa setiap angka itu adalah itu adalah satu kisah duka yang tak terkira.
‘Kematian itu tak sekadar angka statistik. Tapi tentang saudara kita, orang-orang yang tadinya masih sehat, masih berkumpul dengan keluarga tercinta. Kini mereka dipisah selamanya. Ingatlah, bahwa setiap angka itu adalah satu kisah duka tak terkira’ tulisnya diakun twitternya disertai foto dirinya di sebuah kuburan.
Selain itu Anies Baswedan juga menyebut bahwa batas usia itu ada di tangan Tuhan dan tugas manusia adalah berikhtiar.
Berikhtiar yang dimaksud Anies adalah menghindari kegiatan yang berpotensi penuaran.
‘Batas usia ada di tangan Allah SWT, tugas manusia adalah ikhtiar. Sama-sama kita hindari kegiatan berpotensi penularan. Kita datangi tempat vaksinasi sebagai ikhtiar keselamatan. Hindari risiko, songsong ikhtiar keselamatan’ tulisnya lagi.
Cuitan Anies tersebut ditanggapi beragam oleh netizen. Adalah penggiat media sosial Eko Kuntadhi mengiyakan cuitan Anies tersebut.
Namun menurutnya hal tersebut harus ditangani dengan kerja keras agar tak banyak air mata yang tertumpah.
‘Iya. Makanya ditangani dong. Duka itu bisa diringankan dengan kerja serius menangani bencana. Agar gak banyak lagi air mata tertumpah. Bukan dengan bikin puisi’ cuit Eko Kuntadhi
Ikut pula angkat suara aktivis sosial politik Ferdinand Hutahaean. Menurut Ferdinand foto Anies berlatar belakang makam korban covid 19 seolah-oleh ingin mengatakan bahwa DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya akan jadi kuburan.
‘Saya mencoba menganalisis foto ini, kira2 apa maksud @aniesbaswedan posting foto dgn latar makam korban covid dan caption DKI Jakarta? Mgknkah Anies mau menyatakan, DKI Jakarta ini akan jadi kuburan dibawah kepemimpinannya? Entahlah..!!’ tulis Ferdindan. (Prb/mediakita.co)