Pekalongan, Mediakita.co – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, membuat sebagian perusahaan di Kabupaten Pekalongan mengalami kesulitan. Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Pekalongan berharap kepada seluruh pengusaha untuk tetap ikhtiar dalam menghadapi permasalahan ekonomi saat ini.
Menurut penuturan Imam Ismanto Bakti. “Memang, menguatnya dolar berpegaruh besar. Sebab, komponen-komponen beli itu masih banyak yang pake mata uang dolar AS. Mulai dari bahan baku, bahan kimia dan lain-lain. Sehingga, rata-rata pengusaha mengalami kesulitan. Karena belanjanya lebih mahal, harga pokok lebih tinggi, sementara harga jual tidak bisa naik,” terang Ketua Apindo Kabupaten Pekalongan tersebut.
Merosotnya ekonomi ini, lanjut dia, juga membuat daya beli masyarakat menurun. Dampaknya, hasil produksi banyak yang tidak terjual.
“Imbasnya daya beli masyarakat melemah. Kebutuhan hidup yang lebih diutamakan, sedangkan kebutuhan sekunder dan tersier belum menjadi prioritas. Sehingga, banyak produk yang kurang laku di masyarakat,” terangnya.
Dijelaskan, sebagian besar perusahaan di Kabupaten Pekalongan mengalami dampak ekonomi ini. Rata-rata terjadi penurunan omzet antara 20 sampai 50 persen. Keterpurukan ini telah terjadi sejak November 2014 lalu.
“Puncak penjualan pada bulan puasa kemarin, juga tidak sebagus tahun sebelumnya. Akhirnya, banyak yang melakukan pengurangan karyawan karena perusahaan drop,” jelasnya.
BACA JUGA :
Sempat Dibawa Kerumah Sakit, Sorang Mahasiswi Korban Kecelakaan Akhirnya Meninggal
Sejumlah Siswa Nyemir Di masjid Agung
Wong Pekalongan Ciptakan Kapal Baru
Imam berharap, perusahaan-perusahaan di Kabupaten Pekalongan dapat terus berusaha dan berikhtiar menghadapi situasi sulit seperti saat ini.
“Posisi sulit seperti ini, kasihan kalau banyak yang menganggur. Bagaimana mereka akan memenuhi sumber biaya sehari-hari. Oleh karena itu, saya berharap, perusahaan dapat survive menghadapi situasi sulit saat ini. Dan saya yakin, banyak perusahaan yang masih berusaha keras supaya bertahan agar terus berjalan. Meskipun sebagian harus mengurangi kapasitas produksi,” Pungkasnya.
(MK 011)