Bertahan Hidup Dari Karya Lukisan

 

PEMALANG, mediakita.co – Menjadi pelukis memang sebuah pilihan tersendiri bagi sebagian orang, termasuk bagi Mardadi Untung pria kelahiran tahun 1937 asal Desa Paduraksa, Kabupaten Pemalang ini memilih jalan hidupnya menjadi seorang pelukis. Minggu (5/2/2017).

Menjadi seorang pelukis sudah di lakoninya sejak dia masih kecil, kini di usia 80 tahun untung masih tetap melukis walaupun tidak sebanyak dulu. Proses pengerjaan untuk satu lukisan sekarang bisa sampai satu bulan lebih lantaran kondisi dirinya sering sakit.

“Saya bisa nggambar sejak masih SD sampai sekarang, tapi nggak kaya dulu. Sekarang kondisinya sering sakit jadi untuk satu lukisan saya bisa ngerjain satu bulan lebih. Kalau lagi semangat ya 3 minggu selesai,” ujarnya.

Saat ini untung tengah menggarap lukisan bung karno, yang nantinya lukisan tersebut akan dikirim ke putri sang proklamator, yakni Megawati Soekarno Putri.

Bacaan Lainnya

“Ini saya lagi nglukis Bung Karno dalam Indonesia Menggugat, saat berada di balik jeruji suksa miskin. Tapi karena terbentur penyakit vertigo, jadi selama dua hari ini belum di kerjakan. Padahal ini tinggal yang kecil-kecil, lah nanti lukisan ini akan di serahkan ke Ibu Megawati,” katanya.

Untung juga menambahkan bahwa setelah ini jadi, dirinya akan melukis kembali, Megawati dengan beberapa anaknya. Serta ia juga mencoba menggabungkan permainan tradisional yang saat ini sudah jarang di temui.

“Saya nanti akan menggambarkan Ibu Megawati sedang duduk bersimpuh, dengan ndulang bocah cilik (anak kecil). Yang perempuan itu puan maharani, kemudian disampingnya ada anak laki-laki sedang main kuda dari plapah pisang, itu nanti namanya prananda. Nah permainan kuda tradisional itu yang saya coba gabungkan,” tambahnya.

Kebutuhan cat untuk melukis, untung dapatkan di beberapa kota tetangga seperti pekalongan dan semarang.

“Untuk melukis saya beli kainnya di Pekalongan karena lebih lengkap, untuk beli catnya saya beli di jalan MT Haryono, Semarang,” ungkapnya.

Kondisi Tubuhnya Saat Ini

Dulu saat untung masih muda, ia kerap keliling di berbagai kota untuk sekedar mencari pengalaman. Namun kondisi saat ini ia tak lagi mampu untuk melakukan lawatan ke berbagai kota.

“Sekarang saya sering sakit,enggak kaya dulu di tambah beberapa organ tubuh sudah tak berfungsi lagi,” tandasnya

Kondisi itulah yang membuat untung tak bisa pergi kemana-mana. Untuk melihat ia hanya mengandalkan mata sebelah kiri saja, karena mata sebelah kanannya sudah buta terkena penyakit katarak.

“Ini mata saya yang sebelah kanan sudah buta, sejak beberapa tahun yang lalu karena kena katarak mas. Lah yang kiri juga minus, ini saya pakai kacamata sudah minus 12 mau beli yang lebih tinggi tapi katanya nggak ada,” tuturnya.

Untung menginginkan agar mata kanannya di operasi namun apalah daya, lantaran kondisi ekonomi, ia mengurungkan niatnya.

“Untuk biaya oprasi mata butuh biaya yang cukup mahal, makanya saya enggak tak operasi karena nggak punya biaya,” keluhnya

Kini ia hanya tinggal sendirian di kamar kos berukuran 3×4 meter. Untung berharap ada beberapa orang yang membeli lukisan miliknya. Ia menuturkan bahwa hasil dari penjualan lukisan tersebut digunakan untuk biaya operasi mata kanannya.

“Ya kalau ada yang membeli lukisan saya, alhamdulillah. Hasil dari penjualan lukisan ini nanti untuk biaya operasi mata. Cukup mahal sih ya operasi katarak,”terangnya

Penulis : Fatah

Redaksi : mediakita.co

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.