ajibpol
CERITA RAKYAT

Damar Wulan, Sebuah Kisah yang Tersimpan di Gunung Mendelem

Sudah dua hari, Damar Wulan menghabiskan lebih banyak waktunya di belakang Pesanggrahan Mardakaripura. Pesanggrahan milik Resi Tunggul Manik.

Sejak perjalanan dari Gunung Mendelem, Damar Wulan masih terguncang hatinya. Ada segumpal dorongan rasa berontak. Dorongan rasa tidak bisa menerima fakta-fakta baru yang ia temukan di setiap helai dari catatan buku harian perjalanan hidupnya.

Perjalanan hidup keluarganya yang penuh batu terjal. Penuh dengan jalan yang berliku. Sejauh itu, Damar Wulan belum menemukan jawaban mengapa para selir Minak Jinggo yang akan membawanya dalam kemenangan melawan Minak Jinggo.

Berita kembalinya Damar Wulan ke Pesanggrahan ke Mardakaripura, dalam waktu dua hari telah menyebar ke seluruh penjuru Majapahit. Bukan tanpa alasan. Karena kembalinya Damar Wulan ini menyiratkan banyak hal. Selain menjawab teka-teki hidup dan matinya setelah kalah bertarung dengan Minak Jinggo, berita kembalinya Damar Wulan Juga melahirkan teka-teki baru.

Minak Jinggo tentu tidak tinggal diam. Penguasa Kadipaten Blambangan yang kesohor dengan kedigjayaannya itu pasti mencarinya. Ia tidak akan membiarkan setiap orang yang telah melawannya. Tak ayal, pasukan prajurit Minak Jinggo datang menjemputnya. Damar Wulan ditangkap dengan tuduhan melawan sang Adipati.

Mendengar upaya penangkapan dirinya, tersirat dalam benaknya untuk memanfaatkannya. Damar Wulan berpikir itulah caranya untuk bertemu dengan selir Minak Jinggo. Penangkapan berlangsung singkat. Damar Wulan menerima tanpa perlawanan.

Ternyata benar apa yang dipikirkan. Hanya dalam beberapa hari, ia berhasil mencuri perhatian para selir Minak Jinggo. Ketampanan Damar Wulan telah memikat hati Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, selir Minak Jinggo. Keduanya jatuh cinta.

Karena rasa cintanya yang begitu dalam, Dewi Wahita danDewi Puyengan rela mencuri pusaka suaminya. Atas permintaan Damar Wulan, pusaka itu diambil di saat Minak Jinggo sedang tidur. Damar Wulan berhasil mendapatkan Pusaka Gada Wesi Kuning.

Esok harinya, Damar Wulan kembali melayangkan pesan tantangannya. Ia meminta Minak Jinggo kembali bertarung dengannya. Mendengar tantangan itu, Minak Jinggo langsung menyambutnya. Damar Wulan digelandang ke alun-alun. Pertarungan kembali digelar.

Dengan kesaktiannya, Minak Jinggo langsung melepaskan pukulan jarak jauh bertubi. Damar Wulan jatuh tersungkur mencium tanah. Namun pusaka Gada Wesi Kuning di tangannya, membuat Damar Wulan Kembali bangkit. Ia langsung menghantam Minak Jinggo dengan pusaka itu. Dan seketika itu, Minak Jinggo tewas di tangannya.

Damar Wulan berhasil menundukan Minak Jinggo dengan pusaka Gada Wesi Kuning. Berhasil mengalahkan Minak Jinggo, Damar Wulan disambut dengan tepuk sorak yang menggempita. Pertarungan itu berlangsung layaknya tontonan pertunjukan. Prajurit dan rakyat Majapahit berjejal di sekeliling alun-alun. Mereka berbaur jadi satu. Seperti layaknya pahlawan, kemenangan Damar Wulan disambut oleh Ratu Kencana Wungu dengan suka cita.

Sebagaimana dalam sayembara, Damar Wulan diangkat jadi raja dan sekaligus suami Ratu Majapahit. Ratu Kencana Wungu. Ia juga ikut memboyong kedua selir Minak Jinggo yang telah berjasa atas kemenangannya ke istana Kerajaan Majapahit.

 

1 2 3 4 5

Artikel Lainnya