Full Day School, Perlu Mempertimbangkan Kearifan Lokal

ilustrasi siswa sedang belajar di ruang kelas
ilustrasi siswa sedang belajar di ruang kelas

PEMALANG, mediakita.co – Mengenai Full Day School atau perpanjangan jam belajar wacana dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, bahwa jam sekolah di perpanjang sepanjang hari perlu memperhatikan kearifan lokal.

Menurut Bupati Pemalang, Junaedi, kalau di Pemalang juga pernah diterapkan sekolah sehari penuh berdasarkan kebijakan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

” Dulu di Pemalang juga pernah diterapkan sekolah sehari penuh. Tapi tidak sedikit dari pihak sekolah, orang tua dan pengelola pondok pesantren yang keberatan terhadap sistem belajar seperti itu, sehingga dikembalikan pada sistem enam hari masuk,” ujar bupati pada awak media belum lama ini.

Ia berharap pada pemerintah pusat dalam membuat kebijakan harus memperhatikan dan mempertimbangkan kearifan lokal.

Dengan kebijakan full day school akan berdampak besar pada pendidikan formal dan informal, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan, seperti pondok pesantren ataupun madrasah diniyah. Sebab santri yang belajar dipondok pesantren tidak sedikit yang belajar setelah jam sekolah pada pukul 14:00 WIB, apabila diterapkan seharian belajar disekolah maka waktu untuk pesantren tidak ada, sehingga akan mematikan keberadaan pondok pesantren.

Bacaan Lainnya

” Terkait dengan kebijakan itu, saya rasa perlu dikaji dulu agar tidak berdampak jelek pada anak, orang tua, masyarakat ataupun lembaga pendidika keagamaan yang ada. Apalah artinya sebuah kebijakan jika tidak dirasakan manfaatnya bagi masyarakat,” tandasnya.

Redaksi : mediakita.co

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.